banner 728x90

Tim IPB dan Universitas Jepang Temukan Codot Buah Bisa Tularkan Corona

  • Bagikan

Jakarta-Harianjatim.com – Tim peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Research Center for Zoonosis Control (RCZC) Universitas Hokkaido Jepang menemukan jenis virus pada kelelawar buah atau codot yang hidup di Indonesia, yakni coronavirus, bufavirus, polyomavirus, alphaherpesvirus, paramyxovirus, dan gammaherpesvirus.

“Studi kami melakukan surveillance patogen atau agen penyebab yang bisa menularkan penyakit ke manusia. Dari enam itu semuanya berpotens,” kata Ahli patologi dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB Prof Drh Agus Setiyono.

banner 728x90 banner 336x280

Menurut dia, tim peneliti menemukan virus-virus tersebut pada sampel kelelawar yang diambil dari Bukittinggi di Sumatera Barat, Bogor dan Panjalu di Jawa Barat, Gorontalo di Provinsi Gorontalo, Manado di Sulawesi Utara, dan Soppeng di Sulawesi Selatan.

Baca Juga :  Lepas Pulang Bersama Santri; Pesan Kiai Hamid Wahid; Jaga Akhlak dan Karakter Santri

Tim melakukan penelitian tersebut tahun 2010 sampai 2015 dan mempublikasikan hasil penelitian tahun 2012 sampai 2018 menurut Agus.

Baca Juga :  Pesan Kiai Zuhri pada Santrinya Menjelang Liburan Pesantren

Berkaca pada kejadian penyebaran virus nipah di Malaysia tahun 1998 dan virus hendra di Australia tahun 1994 dua virus yang ditemukan pada kelelawar buah, tim peneliti ingin mengetahui apakah di kelelawar buah di Indonesia, yang berada di antara kedua negara tersebut, punya virus yang sama.

Dalam penyebaran virus nipah, dari kelelawar virus berpindah ke babi. Babi yang terpapar virus tersebut tidak sakit, namun bisa menularkan virus ke manusia. Agus menjelaskan bahwa virus-virus yang ada pada kelelawar buah tidak berdampak pada kelelawar buah karena binatang itu punya sistem kekebalan unik.

Baca Juga :  Pesan Kiai Zuhri pada Santrinya Menjelang Liburan Pesantren

“Jadi mereka mengandung virus itu atau di dalam tubuhnya ada agen penyebab penyakit tapi kelelawar tidak sakit. Fenomena ini yang unik. Normalnya kalau ada agen penyebat penyakit masuk ke dalam tubuh, sakit hewannya,” kata Agus.(ar)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280