banner 728x90

Pemerintahan Mbois Akan Revitalisasi Pasar Tradisional Pacitan Sampai Level Pasar Desa

  • Bagikan

PACITAN,HARIANJATIM.COM – Konsolidasi dan kegiatan turun ke bawah yang dilakukan oleh pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pacitan, Yudi Sumbogo dan Isyah Ansori banyak menghasilkan informasi yang bermanfaat.

Salah satunya adalah saat mengunjungi pasar tradisional di Ngadirojo, beberapa saat yang lalu.

banner 728x90 banner 336x280

Hal itu disampaikan oleh Nur Arifin Hamid, M.Pd I, Sekretaris Pengurus Cabang GP Ansor Kabupaten Pacitan kepada pewarta, Senin (05/10/2020).

Menurut Nur Arifin, kegiatan turun kebawah yang dilakukan oleh Mbois terutama perbincangan dengan para pejuang ekonomi kerakyatan di Pasar Tradisional Lorok

Baca Juga :  Pesan Kiai Zuhri pada Santrinya Menjelang Liburan Pesantren

“Mereka tidak mengeluh, melainkan memberikan kami gagasan cerdas, aspirasi yang jarang kita temukan ketika kita bicara kesejahteraan ekonomi kerakyatan Pacitan ke depan.
Ketika Pasar Tradisional semakin tergerus dengan Pasar maupun pusat perbelanjaan Modern,” terang Nur Arifin.

Dari isu tersebut, Nur Arifin menegaskan akan muncul sebuah misi besar terhadap pasar tradisional yang merupakan salah satu pondasi ekonomi kerakyatan diantaranya Masyarakat berharap pasar tersebut harus segera terestrukturisasi dan terintegrasi. “Strukturisasi dimaksud, yaitu adanya integrasi antara pasar desa, pasar kecamatan, dan pasar kabupaten. Sehingga tidak kalah dengan trend pusat perbelanjaan modern,” lanjutnya.

Baca Juga :  Dies Natalis GMNI ke-70: Buka Bersama & Silaturahmi Hangat di Gang Akasia, Bojonegoro

Realitas masalah klasik yang kerap terjadi di pasar-pasar tradisional di beberapa desa, yaitu minimnya perhatian pemerintah untuk revitalisasi. “Karenanya, pasar tradisional menjadi kumuh, becek, kotor, tidak tertata dan mulai ditinggalkan pelanggannya. Beralih ke Pusat perbelanjaan modern,” terang Nur Arifin.

Pasca pandemi covid 19 era new normal harus ada kebijakan penataan yang lebih baik, dan berpihak pada masyarakat. “Jangan kalah denga pusat perbelanjaan modern karena Rupiah terus berputar tidak henti-hentinya. Bahkan, denyut nadi perekonomian masyarakat ini ada di pasar tradisional,” ucap Nur Arifin.

Baca Juga :  Dinilai Sangat Peduli, Program Mudik Gratis Bupati Sumenep Dipuji Anggota Dewan

Untuk itu, Mbois memiliki gagasan mengenai pembenahan dan penataan pasar tradisional. Salah satunya, harus disinergikan antara pasar desa, pasar kecamatan dan pasar kabupaten.
“Tidak boleh setengah-setengah, acak dengan sistem yang parsial. Untuk revitalisasi Mbois harus mendorong anggaran provinsi dan pusat untuk disinergikan dengan anggaran kabupaten dalam hal penataan pasar tradisonal yang lebih baik. Fasilitasi lapak yang baik tidak kumuh dan menarik serta sehat.” Pungkas Nur Arifin. (Nay)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280