Reporter: harianjatim
Sumenep-harianjatim.com. Sejumlah harga palawija disebagian wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mengalami kehancuran. Kondisi terbalik petani yang menanam padi meraup keuntungan, harga beras saat ini sedang melambung tinggi.
Komunitas palawija di kabupaten ujung timur Pulau Madura saat ini sedang panen raya, seperti jagung. Kondisi tersebut menjadai faktor anjloknya harga meski panen raya kali ini tidak cukup melimpah akibat produksi menurun dari musim sebelumnya.
Harga jagung sebelumnya berkisar antara Rp4.500 – Rp5.000, saat ini mengalami penurunan yanh cukup derastis. “Sekitar sepekan lalu harga jagung menjadi Rp4.200 perkilogramnya,” kata Etto salah satu petani jagung asal Kecamatan Ganding, Sumenep.
Menurut dia, harga jagung saat ini jauh dari harapan petani. Itu dikarenakan biaya produksi cukup mahal dibandingkan biaya produksi musim sebelumnya.
Ditambah kata dia, hasil produksi sebagian petani mengalami penurunan. Salah satunya akibat petani kesulitan mendapatkan pupuk dimasa pemupukan. Jikapun ada, lanjut dia harga pupuk sangat mahal, sehingga petani harus menambah biaya produksi. “Biaya produksi jagung mahal,” ungkap dia.
Oleh sebab itu pihaknya meminta pemerintah untuk melakukan trobosan baru guna menstabilkan harga jagung. Jika dianggap penting, pemerintah juga membuat harga eceran tertinggi (HET), mengingat jagung termasuk komoditas strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia.
Sementara harga beras di pasar tradisional saat ini berkisar Rp12.000-Rp12.700 perkilogram untuk sejenis beras medium. “Kalau yang kualitasnya agak jelek antara Rp9.250 perkilogram,” kata Muni salah satu pengusaha asal Kecamatan Manding.
Baca Juga : Klaim Stock Aman, Bulog Pastikan Harga Beras Medium Dibawah HET
Ikuti informasi terkini melalui harianjatim.com.
(jd/red)