Ikhlas Bayar Iuran Walau Tak Pernah Manfaatkan, JKN-KIS Ladang Pahala Bagi ASN Bojonegoro Ini

  • Bagikan

Bojonegoro, harianJatim.com Laela Nor Aeny (44) adalah seorang Aparatur Sipil Negara di Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Bojonegoro. Wanita dengan sapaan akrab Ani ini telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sejak tahun 2003. Mempunyai Jaminan Kesehatan seperti Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) menjadi priorotas utama bagi Ani untuk menjaminkan kesehatan bagi dirinya dan anggota keluarganya. Selain merupakan kewajiban menjadi peserta, ketika sakit menjadi peserta JKN-KIS adalah persiapan ketika suatu saat dirinya sakit.

“ASN sangat perlu penjaminan Kesehatan yang saat ini dijamin oleh BPJS Kesehatan. Walaupun tidak berharap sakit, namun manusia siapa yang tahu. Tiba-tiba sakit dan kartu JKN-KIS sudah ada di kantong, maka tidak perlu lagi pusing memikirkan biaya perawatan. Karena semakin hari, biaya pengobatan tanpa menggunakan JKN-KIS sangatlah mahal. Apalagi saya sebagai Kabid Bina Usaha Perdagangan dan Usaha Mikro mempunyai beberapa anggota yang harus saya pastikan keikutsertaanya menjadi peserta JKN-KIS,” kata Ani.

Ani mengatakan bahwa dirinya belum pernah berobat hingga rawat inap di rumah sakit. Namun sesekali pernah berobat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan penyakitnya dapat tuntas ditangani. Dengan adanya mekanisme rujukan berjenjang membuat Ani merasa aman karena ketika sakit tidak perlu ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan. Melalui Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) saja, penyakitnya sudah bisa ditangani.

“Pernah beberapa kali saja memanfaatkan kartu ini untuk berobat ke dokter FKTP saat sakit ringan seperti flu, pilek dan batuk saja. Alhamdulillah cepat sembuhnya. Obat yang saya dapatkan sesuai dengan kondisi tubuh saya. Doanya tidak ingin sakit, artinya saya berharap bisa terus bersodaqoh membantu mereka yang benar benar membutuhkan melalui iuran yang saya bayarkan. Karena hidup ini lebih nyaman apabila sehat. Jadi pada prinsipnya yang sehat membantu yang sakit. Tidak dipergunakan tidak masalah, niat saya membantu dan bersedekah,” ujar Ani.

Ani menambahkan, sistem iuran yang relatif tidak terlalu tinggi alias terjangkau dibandingkan dengan asuransi lainnya. JKN-KIS dapat menjamin peserta dan seluruh anggota keluarganya terhadap semua penyakit sesuai dengan indikasi medis dan aturan yang berlaku. Selain itu nilai gotong-royong dalam program ini sangat kental terasa.

“Semua dikembalikan pada niat bahwa dengan membayar iuran JKN-KIS adalah bernilai ibadah. Program ini tujuannya baik, memberikan manfaat dan ladang pahala juga buat kita yang mengiur dengan ikhlas. Jika kita berbuat baik, sesungguhnya kita berbuat baik bagi diri kalian sendiri. Memberikan manfaat kepada orang lain sesungguhnya adalah upaya agar hati kita bahagia. Bisa di bayangkan seandainya program ini terhenti, bagaimana nasib peserta yang selama ini menggantungkan pengobatannya lewat program JKN-KIS. Dengan tidak menggunakan JKN-KIS, maka kita dapat membantu saudara–saudara kita yang lain dan yang lebih membutuhkan untuk penanganan penyakit mereka,” jelas Ani. (ru)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90
Verified by MonsterInsights
monetize through referrals, ad networks, and seo boosting links.