Reporter : Junaidi
Sumenep-harianjatim.com. Ratusan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Sumenep, Jawa Timur, Kamis, (9/9/3022).
Aksi turun jalan itu dilakukan sebagai bentuk protes kebijakan pemerintah telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
Sebelum melakukan orasi, mereka longmarch dari taman Adipura. Selama diperjalanan, mereka juga melakukan orasi menggunakan pengeras suara. Selain itu juga membawa poster bertuliskan “tolak kenaikan BBM”, “Kata Mama Gapapa Turun Jalan Karena Harga BBM Dinaikkan”, “Gema keadilan menolak kenaikan BBM” dan yang lainnya.
“Aksi ini sebagai bentuk protes atas kenaikan harga BBM yang terkesan dipaksakan oleh pemerintah,” kata Abdul Mahmud, Korlap Aksi.
Kini harga Pertalite resmi naik dari Rp 7.650 kini menjadi Rp 10.000 per liter, Pertamax naik dari dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter, dan Solar subsidi naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter.
Naiknya harga BBM dinilai sangat dipaksakan mengingat saat ini kondisi ekonomi dalam pemulihan dampak Covid-19.
Oleh sebab itu, massa aksi meminta untuk mengusulkan pencabutan kenaikan harga BBM. Selain itu juga mereka meminta Pemkab Sumenep wajib mengcover subsidi BBM bagi masyarakat memengah kebawag khsusnya angkutan dan jasa, nelayan dan petani melalui APBD Sumenep.
Permohonan itu juga diamini oleh sejumlah anggota DPRD Sumenep yang menemui mereka. Bahkab tegas H. Zaibal selaku Anggota Fraksi PDIP DPRD Sumenep juga menolak kebijakan kenaikan BBM.
“Kami siap menyuarakan semua aspirasi adik-adik mahasiswa. Meski ini merupakan kebijakan nasional,” katanya saat itu.
Usai melakujan aksi demonstrasi, mereka membubarkan diri secara tertib.
Kerahkan 206 Personel