Reporter : harianjatim
Surabaya-harianjatim.com. Desakan Pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mundur terus menggelora. Desakan juga datang dari Pulau Madura.
Madura United sebagai salah satu klub sepak bola dari Pulau Madura juga ikut menyuarakan desakan pengurus PSSI segera mundur dari jabatannya. Desakan tersebut sebagai buntut tragedi Kanjuruhan yang menelan korban hingga ratusan orang.
Presiden Madura United Achsanul Qosasi dalam akun twiter pribadinya mengaku sangat tidak setuju terhadap pihak yang melakukan penggalangan mosi tidak percaya hingga penggalangan Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Ada yg menggalang “Mosi Tak percaya kpd PSSI dan menggalang KLB”,” katanya dilansir harianjatim.com dari akun twiter Achsanul Qosasi.
Baca : Komite Disiplin PSSI Jatuhkan Tiga Sanksi untuk Arema FC usai Tragedi Kanjuruhan
Bahkan Achsanul dengan tegas pengurus PSSI diminta secara suka rela untuk meninggalkan jabatannya. Cara tersebut dianggap sebagai cara yang santun dilakukan.
“Cara ini (mosi tidak percaya dan KLB red.) saya tidak setuju. Sikap saya meminta “mundur pengurus PSSI” adalah sbg tnggungjwb & empathy thd Korban & keluarganya,” ujar dia.
Kendati begitu, Achsanul menegaskan keputusan akhir tetap berada di internal PSSI. “Jika tak mau mundur, itu hak mereka. Ini tragedy Sepakbola, bukan politik Sepakbola,” tegas Achsanul.
Desakan tersebut terjadi pasca terjadinya kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, usai pertandingan Arema vs Persebaya beberapa waktu lalu.
Baca : Jumlah Korban Jiwa Tragedi Kanjuruan Bertambah
Menanggapi hal itu, Ketua PSSI Mochamad Iriawan mengatakan, ada banyak publik (netizen) yang mengetahui dan juga tidak tahu tentang regulasi sepak bola, khususnya di Indonesia.
Ia mengatakan jika publik membaca maka tidak akan ada komentar tentang tuntutan untuk mundur sebagai Ketua Umum PSSI.
“Kalau mereka komentar ini mungkin tidak tahu regulasi, tolong baca di aturan itu. Bagaimana mau mengaitkan dengan saya, kan setiap pertandingan di suatu tempat Panpel (panitia pelaksana pertandingan) yang harus bertanggung jawab,” kata Iriawan di Malang, sebagaimana dilansir harianjatim.com dari laman tempo.co, Selasa, (4/10/2022).
Sosok yang akrab disapa Iwan Bule ini mengatakan tidak ikut campur dalam urusan teknis, seperti bertemu dengan kepolisian dan operator Liga 1 atau PT Liga Indonesia Baru (LIB). “PT LIB pun di luar. Ini semua tanggung jawab Panpel, memang begitu aturannya. Kalau netizen ngomong begitu, mohon maaf saya tidak tahu apa dasarnya,” tutur dia.
Baca Juga : Dirut PT LBI hingga Kabag Ops Polres Malang jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan
(Jd/Red)