Reporter: Junaidi
Sumenep-harianjatim.com. Sejumlah kelompok tani (Poktan) di Desa Rombiya Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mengeluh sulitnya mendapatkan “jatah” pupuk bersubsidi.
“Keterbatasan kuota menjadi alasan. Petani sejak beberapa bulan terkahir mengeluh kesulitan mendapatkan pupuk. Karena Poktan saat melakukan penebusan kuotanya sudah habis,” kata Ketua Gapoktan Desa Rombiya Timur, Isma’il pada media ini.
Isma’il mengaku heran karena pengajuan pupuk bersubsidi setiap tahun dilakukan sesuai luasan wilayah setiap Poktan. Apalagi pengajuan dilakukan melalui Sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).
“Setelah kami telusuri ternyata ada data yang keliru, terutama pada luasan lahan pertanian,” jelas dia.
Sesuai data yang dimiliki, luas lahan pertanian di Desa Rombiya Timur 131,46 Ha. Data tersebut menunjukkan lebih kecil dari luasan data lahan pertanian di Desa Rombiya Barat yang mencapai 298,85 Ha. Padahal kata Isma’il dilihat dari luasan wilayah dan potensi pertanian dianggap lebih luas di desa binaannya.
“Kami curiga data itu tertukar dan perlu diperbaiki, jika perlu lakukan pendataan ulang. Jika tidak, pasti petani di desa kami ini terus kekurangan pupuk akibat data yang kami anggap itu kurang benar. Itu bukan langka tapi datanya memang amburadul,” jelas dia.
Apalagi kata dia data tersebut menjadi acuan setiap Poktan saat pengajuan pupuk subsudi setiap tahun. “Segera lakukan perbaikan bagi lembaga atau dinas terkait,” tegas dia.
Baca Juga : Cerita Achsanul Qosasi bersama Prabowo Subianto Kawal Subsidi Pupuk di Indonesia
(jd/red)