banner 728x90

Dampak Gawai pada Kesehatan Mata Anak

  • Bagikan
Google

Abstrak

Kesehatan fisik seseorang dapat terganggu akibat kebiasaannya terlalu lama memainkan ponsel, contohnya kelelahan mata akibat ponsel pintar yang di gunakan terlalu lama. Hal itu terjadi juga pada anak-anak yang saat ini banyak melakukan aktivitasnya pada handphone. Tujuan di buatnya karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemakaian gadget dengan kesehatan mata pada anak-anak. Metode Penelitian menggunakan penelitian dengan teknik kualitatif literatur dengan mengumpulkan penelitian dan bacaan dari penelitian terdahulu. Hasil penelitian gadget yang biasa di mainkan oleh anak sebenarnya dalam waktu dekat tidak memiliki dampak yang cukup besar akan tetapi apabila memiliki kebiasaan buruk yang menyebabkan anak-anak tidak produktif dan sinar UV yang terdapat pada ponsel pintar dapat merusak otot mata sehingga mata menjadi lelah yang mengakibatkan rabunnya jarak pandang pada anak hingga kebutaan.

banner 728x90

PENDAHULUAN

Sesuai dengan perkembangan zaman, teknologi berkembang dengan sangat pesat. Gadget adalah salah satu jenis teknologi yang ada di luar sana. Remaja dan orang dewasa sama-sama menggunakan gadget, seperti halnya anak-anak di sekolah dasar. Usia di mana anak usia sekolah harus diperkenalkan dengan teknologi masih terlalu muda. Pada awalnya orang tua mempercayakan ponsel kepada anak mereka untuk menghubunginya pada saat pulang sekolah, seperti minta jemput, dan juga sebagai alat untuk menunjang pendidikan pada anak. Memainkan ponsel dalam jangka waktu yang lama membuat dampak tersendiri bagi kesehatan fisik khususnya pada mata, mata akan kelelahan dan memberi sinyal ke otak kemudian mata menjadi rabun dan mengalami gangguan penglihatan. Namun, tidak banyak orang tua yang menyadari bahwa penggunaan ponsel menghasilkan radiasi yang menimbulkan ancaman signifikan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Keinginan anak-anak yang terus-menerus untuk bermain ponsel dapat membuat mereka sulit berkonsentrasi saat belajar, yang dapat mengganggu kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Baca Juga :  Pembangunan SERR Diusulkan Gantikan Proyek Tol Tengah Kota Surabaya

Dampak positif gadget bagi anak adalah dengan berkembangnya teknologi inovasi sekarang ini banyak platform aplikasi yang menyediakan tempat belajar bagi anak, seperti Youtube, tiktok, atau aplikasi bimbel lainnya seperti Ruangguru, Zenius, Quiper yang membantu anak dalam memahami pelajaran di sekolah. Tetapi tidak sedikit anak yang tertarik menggunakan gadget untuk bermain permainan video game melalui gadget. Terkadang saking asyiknya bermain video game anak-anak menjadi tidak produktif dan lupa waktu bermain. Ketidak produktivitas ini mengganggu kesehatan fisik anak, termasuk gangguan penglihatan. Karena gangguan pemrosesan visual membuat anak tidak produktif dan menjadi monoton hanya memakai ponsel di tempat yang sama dengan waktu yang lama, gangguan fungsi visual merupakan masalah kesehatan yang serius. Kondisi seperti gangguan refleks mata seharusnya mudah diobati. Oleh karena itu, untuk mengetahui kasus kelainan refleks mata secara dini, perlu dilakukan prosedur deteksi dini pada anak usia sekolah.

Baca Juga :  Getaran Lahar Dingin Gunung Semeru Terasa Hampir 5 Jam

PEMBAHASAN

Jika dibandingkan dengan negara Asia, Indonesia memiliki prevalensi gangguan kesehatan mata tertinggi. Tingkat kenaikan ini terus menjadi 1,5%. Glaukoma, gangguan refleksi, gangguan retina, dan penyakit mata lainnya merupakan 13,4% dari semua penyakit mata. Kelainan pada cara mata bergerak, seperti miopia, mulai muncul pada anak-anak antara usia 6 dan 11 tahun dan terus berkembang. Sebanyak 19% anak di bawah usia 15 tahun menderita gangguan penglihatan. (Kusuma & Surakarta, 2020) dalam Siska, 2021.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa anak yang duduk di bangku SD berkacamata, buramnya pemandangan atau yang bisa di sebut sebagai minus merupakan salah satu penyebab dari dampak gadget itu sendiri, separuh dari mereka ketika di wawancara memiliki kegiatan memakai gadget dalam waktu yang lama sehingga menimbulkan monotonnya pergerakan siswa SD yang membuat mata mereka merasa lelah. Faktor gadget ini juga menyebab kan mereka merasa terganggu apabila sedang dalam kelas atau melakukan kegiatan belajar di kelas. Sebagian dari mereka kesulitan untuk melihat kearah papan tulis karena keterbatasan mata mereka.

Dalam Riska Wandini dkk., Andriana Kirana Puspa dkk. melakukan penelitian. Menurut laporan tahun 2020 berjudul “Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap Penurunan Kualitas Penglihatan pada Siswa Sekolah Dasar”, rasio prevalensi dan uji hipotesis chi-square digunakan untuk menghitung tingkat paparan dan hasil pemeriksaan mata. dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Kategori kuesioner untuk paparan ringan adalah 56 persen, sedang 23 persen, dan berat 21 persen. 47% pasien mengalami penurunan ketajaman visual, sementara 54% memiliki penglihatan normal, menurut grafik Snellen. Sebanyak 88% orang yang mengikuti tes tear break-up time mengalami mata kering, sedangkan 12% tidak.

Baca Juga :  1.309 Calon Jamaah Ikuti Manasik Haji di Pamekasan

Cara menjaga kesehatan mata pada anak adalah dengan cara memberikan asupan yang bergizi untuk anaknya seperti sayur dan buah, kebanyakan anak yang mempunyai masalah pada matanya tidak menyukai atau kurang mengonsumsi buah dan sayur. Maka itu orang tua harus melakukan berbagai cara agar anaknya tertarik untuk mengonsumsi buah dan sayur. Selain itu kurangi aktivitas anak terhadap gadget, karena dapat mengganggu kesehatan mata.

KESIMPULAN

Kesehatan mata sangat penting bagi anak, karena anak merupakan rentang umur yang sedang aktif beraktivitas, aktivitas pada anak di dominasi oleh sesori penglihatan anak, maka itu gadget yang biasa di mainkan oleh anak sebenarnya dalam waktu dekat tidak memiliki dampak yang cukup besar akan tetapi apabila memiliki kebiasaan buruk yang menyebabkan anak-anak tidak produktif dan sinar UV yang terdapat pada ponsel pintar dapat merusak otot mata sehingga mata menjadi lelah yang mengakibatkan rabunnya jarak pandang pada anak hingga kebutaan.


Oleh: Aliyah Yuni Nurrohmah, Mahasiswa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang

banner 336x280
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280