Pimpinan DPRD Paparkan Tiga Strategi Tangani Kemiskinan di Surabaya

  • Bagikan
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti saat memaparkan strategi penanganan kemiskinan kepada awak media di ruang kerjanya pada Jumat (10/2/2023). (foto: Antara) 

Reporter: harianjatim

Surabaya-harianjatim.com. Pimpinan DPRD Kota Surabaya memaparkan tiga strategi dalam upaya menangani kemiskinan di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

banner 336x280 banner 336x280

“Tiga strategi itu meliputi akurasi data, perlindungan dan pemberdayaan,” kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti di Surabaya, Senin.

Pihaknya mendukung penuh akselerasi Pemerintah Kota (Pemkot)  Surabaya untuk upaya pengentasan kemiskinan. Apalagi dari jumlah keluarga miskin (gakin) 219.427 jiwa, ada 23.530 gakin ekstrem yang mendesak untuk dientaskan.

Hingga Januari 2023 di Surabaya juga terdapat keluarga pra miskin yang mencapai 248.299 jiwa. Jika intervensi program pengentasan gakin tak tepat, keluarga pra miskin ini akan menjadi miskin.

Reni mengatakan sudah banyak langkah intervensi yang dilakukan Pemkot untuk gakin. Namun, lanjut dia, ada yang belum dilakukan yakni bantuan pangan, transportasi, serta pemberdayaan untuk meningkatkan produktivitas pendapatan dengan menggali potensi keluarga miskin.

“Keberadaan puluhan ribu gakin ekstrem itu harus menjadi perhatian bersama. Mereka jangan sampai jatuh makin ekstrem. Pemkot Surabaya pasti sudah menyiapkan program khusus,” kata Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Namun Reni meminta agar program Pemkot harus riil dan terukur. Dia mencermati data resmi warga miskin melalui Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya. Dinsos menyebut gakin sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mencapai 1,3 juta jiwa pada Januari 2022.

Hasil akurasi dengan dibantu RT dan RW serta Kader Surabaya Hebat (KSH) pada Oktober 2022, jumlah gakin terkoreksi menjadi 638.616 jiwa. Perubahan data itu dikarenakan ada yang pindah KK, meninggal dunia, pegawai non-ASN masuk di MBR yang dikeluarkan, hingga ada warga yang sudah mampu.

Sedangkan data keluarga miskin per Januari 2023 turun lagi menjadi 219.427 jiwa. Reni memberi catatan, pembaharuan gakin itu harus benar-benar tepat. Kalau pengurangan data kurang presisi, maka nanti fakta kemiskinan yang ada tidak terpotret secara tepat.

Reni yang kerap turun ke masyarakat menyebut bahwa warga miskin ekstrem tidak boleh ditunda untuk diintervensi. Reni menjelaskan yang dimaksud dari miskin ekstrem diantaranya pengeluaran hanya Rp11.000 setiap hari.

Aumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini mendorong Pemkot Surabaya untuk memprioritaskan penanganan untuk keluarga miskin ekstrem ini. Sebab, selain ada 23.530 gakin ekstrem, juga ada keluarga pra miskin di Surabaya.

Tiga strategi

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280
Verified by MonsterInsights