Reporter: harianjatim
Ponorogo-harianjatim.com. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan di Kabupaten Ponorogo, Jum’at (3/3/2023) dan mengapresiasi hasil dari benih jagung varietas lokal REOG 234.
Khofifah dalam kunjungannya ke Ponorogo salah satunya dengan melakukan panen raya jagung Di Desa Babadan, Kecamatan Babadan.
Dalam acara panen raya tersebut nampak hadir Bupati Sugiri Sancoko, Kepala Dinas Pertanian Provinsi, Kepala BPBD Jatim, Bakorwil Madiun, serta Forkopimda.
Gubernur Jawa Timur dalam keterangannya menjelaskan pada dasarnya produksi jagung di Jawa Timur tertinggi diantara semua provinsi se Indonesia. Di Jawa Timur pada 2021 produksi jagung sekitar 6,6 juta ton, dan pada 2022 data dari BPS produksi jagung sekitar 7,3 juta ton dan di bulan ini nanti jiga akan dirilis oleh BPS berapa total produksi jagung di Jawa Timur nantinya.
Dibandingkan dengan dengan kebutuhan untuk pakan ayam yang cukup banyak, 50% dari komponen pakan ayam baik ayam potong maupun ayam petelur yaitu jagung. Dan jagung ini jiga sebagai bahan pangan yang di ekspor, makanya sampai beberapa saat yang lalu sempat kekirangan jagung untuk pakan ayam,” terang Khofifah.
Beberapa waktu yang lalu, kami bersama Bupati Blitar ke Gorontalo untuk transaksi jagung, dan 3 hari lalu juga misi dagang ke NTB. Sedangkan Kadin Pertanian Jawa Timur juga bertransaksi dengan Dompu serta Bima untuk jagung dari Jawa Timur ini. Artinya memang kebutuhan jagung tinggi sekali, marketnya bagus baik untuk pakan ayam, makanan dan minuman untuk produk eksport.
Menurut informasi Bupati Sugiri Sancoko, bahwa ada variates reog 234 yang produksinya sampai 12,4 ton per hektar tapi ekplesitnya hanya 10,2 ton per hektar, ini merupakan suatu keunggulan secara kuantitatif produksinya, serta ternyata kualitas reog 234 juga memiliki ketahanan yang cukup bagus dan terbukti bisa bertahan beradaptasi di musim panas maupun hujan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah juga berpesan agar benih dengan varietas REOG 234 ini harus segera didaftarkan ke HKI, sehingga benih ini tetap bernama REOG 234 nantinya.
Khofifah juga berterimakasih atas inovasi yang sudah bisa melahirkan bibit luar biasa ini.Tentunya dengan keberhasilan ini nantinya pasti akan datang dari kabupaten lain untuk belajar dan mengambil benih dari variates REOG 234 ini.
Sementara itu Bupati Sugiri Sancoko mengatakan bahwa awalnya satu Hektar dengan benih jagung REOG 234 ini bisa menghasilkan 8,5 ton. Kemudian mampu berkembang hingga bisa panen 10,2 ton per hektar.
“Memang produksi rata rata 10,2 ton per hektar, menurut sertifikat kementerian bisa mencapai 12 ton/hektar,”katanya.
Masih lanjut Bupati Ponorogo, ini sama dengan jagung pada umumnya. Namun kelebihannya harga benih jauh lebih murah dan lebih tahan pada cuaca ekstrem.
Salah satu petani dari Babadan, Setiawan saat dikonfirmasi mengatakan, dengan benih REOG 234, maka petani bisa mendapatkan penghasilan antara 3 hingga 4 juta per hektare. “Selain harga benihnya lebih murah, tahan terhadap penyakit dan cuaca ektrem. Semoga benih jagung 234 karya masyarakat Ponorogo ini mampu semakin berkembang,” terangnya. (rf)