banner 728x90

Berdamai Dengan Diri Sendiri Melalui Memaafkan

  • Bagikan

Judul Buku : Seni Memaafkan
Penulis : Brian Adam
Diterbitkan Oleh : Bright Publisher, Yogyakarta
Tebal Buku : viii+128 halaman
Cetakan : 1,2020
Harga : Rp. 49.000
Peresensi : Adelia Ardianti Ramadhani*


Deskripsi Buku

banner 728x90 banner 336x280

Apa yang dimaksud dengan seni memaafkan? Seni Memaafkan merupakan sebuah cara untuk sesorang dapat menerima atau mengikhlaskan perbuatan yang dilakukan orang lain terhadap dirinya. Didalam buku Seni Memaafkan karya Brian Adam tahun 2020 ini, mengajak pembaca untuk memaafkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum memaafkan kesalahan orang lain. Banyak orang yang beranggapan memaafkan itu adalah hal yang sepele dan mudah dilakukan, tetapi tidak semua orang bisa memaafkan kesalahan orang lain dengan ikhlas dan tulus.

Memaafkan merupakan salah satu sikap sesorang untuk mengatasi hal-hal negatif. Dengan pembaca memaafkan sesorang yang melakukan kesalahan maka, hati akan terasa lebih lega. Memaafkan juga bisa menjadi upaya untuk menghilangkan rasa balas dendam terhadap seseorang, selain itu juga dapat meredakan sakit hati. Bagaimanapun bila seseorang memiliki luka yang ada dihati lebih diutamakan untuk memaafkan dan menerima keadaan yang terjadi sekarang. Selain itu, memaafkan adalah kesiapan seseorang untuk melepaskan kesalahan masa lalu yang menyakiti dirinya, tidak memendam amarah dan dendam yang dalam. Dengan memaafkan, rasa sakit tidak perlu diungkit lagi. Sehingga, dendam dan kekecewaan pun tidak layak untuk disimpan didalam hati. Memaafkan yang dilakukan secara lisan biasanya akan tetap menyimpan sakit hati dan dendam. Dalam hal tersebut memaafkan harus dilakukan dengan ketulusan hati, dengan begitu akan merubah sesorang sehingga memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dengan baik.

Baca Juga :  Diaspora Mudik 2024, Bupati Fauzi : Sebagai Ajang Silaturrahmi dan Tingkatkan Ekonomi Pariwisata

Memaafkan itu tidak berhubungan dengan permintaan maaf dari pihak yang bersalah. Tetapi, masing-masing pihak dapat saling meminta maaf dan memaafkan karena disitulah kebesaran jiwa, keikhlasan jiwa, dan harga diri seseorang. Tidak ada kata sempurna didunia ini, karena setiap orang pasti memiliki kekurangan dalam hidupnya. Siapa pun dapat melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu memaafkan terlebih dulu lebih utama dan dapat menunjukan kualitas diri dari pemberi maaf tersebut. Memaafkan tidak dapat menjadi patokan bahwa semua yang sudah berlalu harus dilupakan, tetapi menepikan sesorang dari kehidupan orang yang tersakiti pada masa sekarang maupun akan datang.

Memberi maaf merupakan tindakan yang keren karena seseorang yang tersakiti mampu menurunkan ego dan menyadarkan seseorang bahwa terdapat konflik dalam hubungannya. Jika pembaca mampu memaafkan seseorang maka, pikirannya akan jauh lebih tenang dan damai. Namun memaafkan bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh seseorang karena, seseorang tidak tahu seberapa sakit yang dirasakan oleh orang tersebut. Kata “maaf” sering kali muncul disekitaran pembaca dalam berbagai kejadian atau kesempatan. Kesalahan muncul dikarenakan perbedaan seseorang dalam menyampaikan pendapat atau pandangan. Dengan adanya perbedaan inilah muncul sebuah konflik mulai dari masalah kecil hingga besar. Oleh karena itulah seseorang perlu melakukan intropeksi diri agar tidak mengulang kesalahannya.

Baca Juga :  Dinilai Sangat Peduli, Program Mudik Gratis Bupati Sumenep Dipuji Anggota Dewan

Seseorang perlu memahami dan mampu memaafkan kesalahan orang lain. Marah itu boleh, tapi marah yang berkepanjangan akan menjadikan perkara. Ego tinggi dapat membuat orang yang sakit hati sulit untuk memaafkan orang yang salah kepadanya. Hal ini justru akan memperpanjang masalah dan kesalahpahaman. Tidak ada hal positif yang muncul dari sikap emosional ataupun membenci sesorang, orang yang sakit hati tidak akan lega jika menyimpan amarah dan dendam. Dia tidak bisa melangkah tanpa beban dan bebas. Maka dari itu, penting untuk memaafkan orang yang bersalah. Orang yang sakit hati harus memaafkan orang yang menyakiti hatinya dengan ikhlas. Dengan begitu kita akan lebih tenang, damai, dan bahagia.

Baca Juga :  Tujuh OPD di Sumenep Resmi Dijabat Pejabat Definitif

Buku ini memiliki kelebihan dalam bahasa, penulis menyampaikan inti dari buku ini dengan bahasa yang mudah untuk dipahami oleh pembaca. Buku ini mengajak pembaca untuk menjadi pribadi yang saling memaafkan satu dengan yang lain. Buku ini juga mengajarkan untuk memaafkan dirinya terlebih dahulu sebelum memaafkan orang yang menyakitinya. Banyak poin-poin penting yang bisa pembaca terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Cover yang dipakai untuk buku ini sederhana dan jenis kertas yang dipakai pun tidak terlalu tipis sehingga pembaca nyaman untuk membaca buku ini. Selain itu judul bukunya membuat pembaca tertarik untuk membaca buku ini. Dibagian belakang buku dan diakhir per bab buku tersebut terdapat berbagai kumpulan quotes yang membuat buku ini lebih menarik lagi untuk dibaca.

Buku ini memiliki bahasa yang bervariasi. Namun penulisan dalam buku ini terdapat beberapa kata yang salah dalam pengetikan. Penulis juga banyak menggunakan pengulangan kata yang membuat pembaca bingung untuk memahami bacaan tersebut.

*Peresensi merupakan mahasiswa Manajemen
Universitas Muhammadiyah Malang

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280