Madura Culture Festival 2023, Sarana Promusi Budaya dan Peningkatan Ekonomi

  • Bagikan
Penampilan kesenian saat acara Madura Culture Festival 2023. (foto: ist).

Reporter: harianjatim

Sumenep-harianjatim.com. Madura Culture Festival 2023 inisiasi Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo menjadi berdampak baik bagi kelestarian seni budaya dan peningkatan ekonomi. Festival ini akan menampilkan berbagai macam tarian tradisional Madura, serta berbagai macam kuliner dan kerajinan khas Madura.

banner 336x280 banner 336x280

Rangkaian acara Madura Culture Festival 2023 yang digelar di Stadion A. Yani Pangligur, Kecamatan Kota Sumenep itu menjadi pesta rakyat yang spesial. Penari dari wilayah Tapal Kuda Jawa Timur, tepatnya dari Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Situbondo, Lumajang, Pasuruan, Probolinggo dan beberapa wilayah lainnya juga akan memeriahkan pagelaran tersebut.

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, mengatakan bahwa Madura Culture Festival 2023 bertujuan untuk mempromosikan budaya Madura kepada masyarakat luas.

Cak Fauzi menegaskan desain kegiatan ini sangat komplet. Dimana kegiatan tersebut mengkombinasikan berbagai sektor dan melibatkan semua kalangan. Di antaranya sektor pendidikan, ekonomi dan kebudayaan. 

“Penari se-Tapal Kuda kita hadirkan dalam rangka memeriahkan Sumenep Culture Festival Soul of Madura yang merupakan bagian dari Kalender Event Sumenep 2023,” katanya.

Kegiatan ini dibuka dengan senam bersama pada rangkaian event Seni Budaya Kabupaten Tapal Kuda bertajuk Madura Culture Festival 2023 di Kabupaten Sumenep. Ribuan peserta dari berbagai kalangan ikut meramaikan senam massal yang berlangsung di Stadion A Yani, Panglegur, Sumenep, Sabtu, (26/8/2023).

Cak Fauzi mengatakan para penari dari masing-masing wilayah di Tapal Kuda menampilkan atraksinya secara estafet. Salah satunya dari wilayah Banyuwangi yang tampil sebagai pembuka acara Mandura Culture Festival dan kemudian disusul oleh penari dari daerah lainnya.

“Masing-masing grup dibatasi durasi maksimal 10 menit. Baik tari maupun band lokal yang pernah membawa nama baik Sumenep dan saat ini, sebagian dari personilnya ada di luar Madura. Saltis dan Nuki di antaranya,” jelasnya.

Sebagian penonton dari acara tersebut merupakan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Cak Fauzi mengatakan, keikutsertaan siswa SMP dan SMA bertujuan untuk mengenalkan budaya tari yang ada di Tapal Kuda, Jawa Timur

Ia menambahkan, event Madura Culture Festival itu diharapkan dapat memberdayakan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Panitia acara pun akan melibatkan sebanyak 200 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) se-Sumenep yang menyajikan berbagai macam kuliner khas Madura, seperti sate Madura, lontong sayur Madura, dan rujak Madura.

Selain itu, juga hadir bergam produk khas lainnya seperti batik Madura, kerajinan anyaman, dan kerajinan logam. Ia pun berharap festival ini dapat menjadi wadah bagi para pelaku UMKM untuk memasarkan produk-produknya.

“Pelaku usaha terus kita ikut sertakan dalam setiap momentum. Untuk apa, tentunya pemberdayaan ekonomi masyarakat Sumenep,” kata dia.

Cak Fauzi berharap seluruh pelaku usaha di masing-masing wilayah agar terus berperan aktif dalam mengembangkan usahanya.

“Kita sangat peduli atas kesejahteraan ekonomi masyarakat. Makanya selalu kita dorong,” tegas dia.

Madura Culture Festival 2023 yang didalamnya terdapat festival UMKM digelar mulai 26 Agustus -2 September 2023. Termasuk di antaranya Jalan Jalan Sehat (JJS) Kemerdekaan, Festival Batik Sumenep, Parade Fashion Couple Bupati, Forkopimda, pimpinan OPD dan camat. 

Sementara penampilan setiap kabupaten di gelaran itu, yakni Sumenep (Tari Gebyar Sumekar), Pamekasan (Tari Sang Cebbing), Sampang (Tari Nyello’ Aeng), Bangkalan (Tari Praben Prekas), Banyuwangi (Tari Gandrung Jaran Goyang), Bondowoso (Tari Kaldera Ijen Purba), Lumajang (Tari Godril Kreasi), Pasuruan (Tari Sekar Gadung), Situbondo (Tari Mantan Tebu) dan Kabupaten Probolinggo (Tari Glipang).

Selain itu, penyelenggara juga menampilkan musik tong-tong sebagai salah satu warisan budaya tak benda (WBTB) Sumenep, yakni musik tong-tong Baladewa dari Kalianget beserta penari Sanggar Tari Baladewa, tong-tong Angin Ribut Kecamatan Pasongsongan beserta penari Sanggar Tari Potre Koning. 

Selanjutnya, musik tong-tong Pangeran Wiraraja Kecamatan Saronggi beserta penari Sanggar Tari Gayatri dan musik tong-tong Putra Saghere Kecamatan Pragaan beserta penari Sanggar Tari Uniba. 


Ikuti informasi terkini melalui harianjatim.com.

(red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280
Verified by MonsterInsights