Adhy Karyono Optimistis Akhir 2024 Jatim Bebas dari Kemiskinan Ekstrem

  • Bagikan
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menyapa peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XIV Tahun 2024 di Surabaya, Selasa (28/5/2024). (Foto: ANTARA/HO-Biro Adpim Jatim)

Reporter: harianjatim

Surabaya-harianjatim.com. Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono optimistis angka kemiskinan ekstrem bisa menjadi nol persen di penghujung 2024.

banner 336x280 banner 336x280

“Untuk itu kami mendorong aparatur sipil negara atau ASN agar dapat menciptakan gagasan inovatif untuk menjawab tema transformasi tata kelola pemerintahan dalam upaya percepatan penurunan kemiskinan,” katanya saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XIV Tahun 2024 di Surabaya.

Pj Gubernur Adhy mengungkapkan fokus reformasi birokrasi tematik yang digagas oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yaitu pengentasan kemiskinan.

Pemprov Jatim termasuk menjadi proyek percontohan pelaksanaannya karena berhasil menurunkan prosentase kemiskinan ekstrem sebesar 3,58 persen.

Pj Gubernur Adhy memaparkan pada 2020 prosentase kemiskinan ekstrem di Jatim sebesar 4,4 persen dan menjadi 0,82 persen pada Maret 2023.

Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 memandatkan untuk menghapus kemiskinan ekstrem pada 2024. Maka Pj Gubernur Adhy menegaskan target kemiskinan ekstrem nol persen padal 2024 harus tercapai.

“Kemiskinan ekstrem di Jatim harus tuntas di akhir tahun ini,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu Pj Gubernur Adhy menyampaikan fokus Pemprov Jatim adalah menurunkan angka kemiskinan yang masih dua digit.

“Target berikutnya harus di bawah sepuluh persen,” ucapnya.

Dalam rencana pembangunan jangka menengah, target kemiskinan yang harus dicapai Pemprov Jatim pada 2024 adalah 7 – 8 persen.

Pj Gubernur Adhy memastikan akan melakukan berbagai intervensi. Di antaranya melalui pengurangan beban pengeluaran masyarakat, peningkatan pendapatan, pengurangan kantong kemiskinan, serta mengendalikan kondisi ekonomi makro.

Maka ketepatan sasaran intervensi dan keterpaduan program serta sinergi multipihak dinilai sangat penting. Terlebih banyak program pengentasan kemiskinan dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/ kota.

“Ada beberapa faktor yang harus dilakukan untuk memudahkan pencapaian target penurunan kemiskinan. Salah satunya pemetaan data kemiskinan di masing-masing wilayah. Harus ada satu data terintegrasi yang bisa memetakan siapa, di mana dan apa kebutuhan orang miskin di masing-masing wilayah, sehingga intervensi yang kita berikan tepat sasaran,” katanya.


Artikel ini dilansir harianjatim.com dari laman Antara dengan judul “Pj Gubernur Jatim optimistis akhir tahun kemiskinan ekstrem nol persen” Ikuti informasi terkini melalui harianjatim.com.

(red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280
Verified by MonsterInsights