Reporter: harianjatim
Jakarta-harianjatim.com. Studi terbaru oleh peneliti dari Ruhr University Bochum, Jerman, mengungkap, mengurangi waktu penggunaan ponsel pintar setidaknya selama satu jam sehari bisa meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Membatasi penggunaan ponsel diketahui tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan mental pekerja, tetapi juga menjaga keseimbangan hidup karyawan.
Studi tersebut dilakukan pada sejumlah peserta dari berbagai profesi. Sebagian peserta penelitian tersebut diminta untuk mengurangi penggunaan ponsel pintar pribadi selama satu jam sehari selama satu minggu. Selain itu, sebagian peserta diminta untuk meningkatkan aktivitas fisik harian selama 30 menit tanpa harus mengurangi penggunaan ponsel.
Sementara sebagian peserta lainnya diminta mengurangi penggunaan ponsel sekaligus meningkatkan aktivitas fisik harian. Adapun sebagian peserta lain sebagai kelompok kontrol tidak mengubah aktivitas hariannya.
Pengurangan waktu paparan layar yang tidak terkait pekerjaan secara sadar dan terkendali dikombinasikan dengan lebih banyak aktivitas fisik dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kesehatan mental karyawan.
”Pengurangan waktu paparan layar yang tidak terkait pekerjaan secara sadar dan terkendali dikombinasikan dengan lebih banyak aktivitas fisik dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kesehatan mental karyawan,” ujar salah satu peneliti dari Ruhr University Bochum, Julia Brailovskaia, dikutip dari ScienceDaily, Rabu (18/9/2024).
Ia menjelaskan, pada kelompok peserta yang mengurangi penggunaan ponsel pintar serta kelompok yang melakukan kombinasi pengurangan penggunaan ponsel dan peningkatan aktivitas fisik ditemukan bahwa terjadi peningkatan kepuasan dan motivasi kerja. Selain itu, pada kelompok tersebut juga ditemukan adanya peningkatan keseimbangan kehidupan kerja dan kesehatan mental yang signifikan.
Media sosial
Dalam penelitian sebelumnya, Julia membuktikan bahwa dengan mengganti waktu penggunaan media sosial setidaknya 30 menit sehari dengan aktivitas fisik bisa meningkatkan kesehatan mental seseorang. Hasil studi yang diterbitkan dalam Journal of Public Health pada 2 September 2022 tersebut menunjukkan bahwa peserta yang diteliti merasa lebih bahagia, lebih puas, dan tidak terlalu stres dengan melakukan saran tersebut.
Hal ini terutama terjadi ketika pandemi Covid-19. Media sosial, seperti Instagram, Tiktok, Facebook, Twitter, ataupun Whatsapp, dapat membantu seseorang tetap terhubung selama masa pandemi.
Namun, di lain sisi, penggunaan media sosial sekaligus bisa memicu perilaku adiktif akibat ikatan emosional yang erat dengan media sosial. Hoaks atau berita bohong soal pandemi Covid-19 juga dapat memicu kecemasan.
”Hal ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya mengurangi paparan daring dari waktu ke waktu dan kembali ke akar kemanusiaan kita. Langkah ini dapat dengan mudah dilakukan dan dapat membantu kita untuk tetap bahagia dan sehat di era digital,” tutur Julia.
Penelitian mengenai kaitan penggunaan media sosial dan faktor kesehatan masyarakat telah dilakukan pula oleh peneliti dari Arizona State University. Hasil penelitian yang diterbitkan di BMC Public Health pada September 2020 tersebut menemukan bahwa seseorang yang terpapar penggunaan layar rata-rata 17,5 jam per hari cenderung memiliki pola makan yang buruk dan kondisi kesehatan yang buruk pula.
Kemajuan teknologi dan tersedianya layanan streaming telah membuat masyarakat semakin banyak yang menonton film atau serial secara maraton. Pada saat menonton tersebut, orang akan menghabiskan waktu hanya dengan duduk dan mengonsumsi makanan, terutama makanan cepat saji.
Wakil Dekan Bidang Inovasi dan Inisiatif Strategis Arizona State University’s College of Health Solutions Chris Wharton menuturkan, kondisi kesehatan dan pola makan pada masyarakat yang menatap layar gawai dengan intensitas tinggi, lebih dari 17,5 jam per hari, paling buruk dibandingkan dengan kelompok pengguna lainnya, yakni pada kelompok pengguna gawai dengan paparan sedang selama 11,3 jam dan ringan selama 7 jam per hari.
Pandemi Covid-19 telah mendorong masyarakat untuk sepenuhnya hidup bertatapan dengan layar. Namun, menurut Chris, sekarang saat yang tepat untuk memikirkan seperti apa kehidupan yang lebih sehat dengan tetap terhubung dengan teknologi. ”Penggunaan layar sudah sangat mendominasi, padahal itu menimbulkan masalah nyata pada kesehatan kita,” tuturnya.
Artikel ini dilansir HarianJatimCom melalui laman Kompas.id dengan judul “Kurangi Penggunaan Ponsel Satu Jam Sehari Bisa Tingkatkan Produktivitas Kerja“. Simak berita terbaru dan kabar terbaru melalui Google News harianjatim.com. atau download App HarianjatimCom.