Menjaga Nilai Kemanusiaan: Etika dan Profesionalisme dalam Transformasi Digital

  • Bagikan
Ilustrasi/ist

Oleh: Adhim Hendra Maulana

Dalam era transformasi digital yang semakin berkembang teknologi dan AI telah menjadi kekuatan yang utama dalam cara kita berprofesi dalam dunia bekerja. Kemajuan ini membawa pengaruh positif sehingga muncul tantangan etis yang perlu diatasi untuk memastikan masyarakat dapat menggunakan teknologi secara positif. Di tengah kerangka nilai-nilai yang kaya, Indonesia memiliki landasan moral yang diwujudkan dalam etika dan profesi. (Rizkawati, Basri, C Arfan, 2014) menyatakan bahwa etika dapat mempengaruhi keadaan karyawan dan kinerja mereka karena etika merupakan pancaran dari sikap hidup manusia yang mendasar pada kerja.

Di tengah perkembangan teknologi yang serba cepat, peran kemanusiaan menjadi sangat penting. Bagaimana nilai kemanusiaan dapat menjadi fondasi bagi karakter digital yang bertanggung jawab dan etis di era informasi. Selain itu, kesadaran etika digital menjadi sangat relevan dalam era di mana interaksi online semakin mendominasi. Bagaimana masyarakat kita berinteraksi, berkomunikasi, dan bersikap di dalam dunia digital, bagaimana nilai kemanusiaan dapat membimbing perilaku online yang positif. Menjadi seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuan yang mendalam, mampu melakukan inovasi atas bidang digital yang diminatinya, serta mampu berpikir positif dengan menjunjung tinggi nilai etika dan integritas profesi.

Adapun era transformasi digital, dengan segala ciri khasnya, menyaksikan perubahan yang mendalam dalam cara masyarakat bersosialisasi dengan perkembangan teknologi. Dalam era ini, teknologi tidak hanya sekedar alat, tetapi juga membentuk pola pikir dan nilai moral dalam masyarakat. Transformasi ini memunculkan sebuah dinamika baru yang meliputi pengembangan ekosistem digital yang lebih kompleks. Era digital tidak hanya menciptakan transformasi yang signifikan, tidak hanya di tingkat sosial namun juga di tingkat pemerintahan.

Baca Juga :  Bejat! Seorang Ayah di Sumenep Rupadaksa Anak Tirinya Sejak Kelas 3 SD

Etika dalam teknologi digital berfungsi sebagai panduan moral untuk membedakan antara inovasi yang berdampak positif atau berdampak negative pada masyarakat. Standar etika harus dijadikan fondasi dalam pengembangan teknologi agar tidak mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Seperti yang ditunjukkan oleh berbagai pelanggaran data serta transformasi digital justru bisa merugikan masyarakat luas.

Profesionalisme dalam teknologi berarti memiliki tanggung jawab sosial terhadap dampak dari sistem atau perangkat lunak. Seorang professional teknologi harus memiliki pemahaman yang mendalam akan risiko yang dihadapi pengguna, serta berkomitmen pada integritas dan keterbukaan. Developer teknologi memiliki peran penting dalam memastika AI dan sistem digital dikembangkan dengan mempertimbangkan hak pengguna. Dengan etika profesional yang kuat, para developer dapat memberikan contoh yang baik dalam menjaga hak masyarakat.

Teknologi digital saat ini memiliki akses yang luas terhadap data pribadi pengguna, yang meningkatkan risiko pelanggaran privasi. Di satu sisi informasi ini digunakan untuk meningkatkan layanan dan keputusan secara adil kemudian di sisi lain banyak kasus dimana data privasi pengguna disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sehingga perlindungan data pengguna harus menjadi prioritas seorang profesional dan menjaga keamanan data pengguna. Tanpa aturan tersebut maka kepercayaan masyarakat terhadap teknologi akan menurun.

Mahasiswa informatika yang nantinya akan terjun ke dunia teknologi perlu mempersiapkan diri dengan beberapa cara agar dapat berkontirbusi secara efektif dan efisien guna menciptakan industri yang positif. Langkah pertama mungkin menyiapkan keterampilan teknik dasar, seperti pemograman, analisis data, keamanan data, dan pengembangan aplikasi berbasis AI. Pemahaman terhadap berbagai bahasa pemograman juga perlu dilakukan oleh mahasiswa, seperti Python, Java, C++, SQL, serta PHP untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya kompeten tapi juga memahami alat dari teknologi yang dikembangkan. Dengan mempersiapkan hal-hal ini, mahasiswa informatika akan lebih siap menghadapi dunia kerja dan tantangan-tantangan yang ada di dalamnya. Hal ini memungkinkan seorang mahasiswa agar dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan teknologi yang berkelanjutan.

Baca Juga :  Hampir Separuh Daerah di Jatim Ajukan Sengketa Pilkada ke MK

Kode etik yang dirumuskan oleh Association for Computing Machinery (ACM) memberikan panduan tentang bagaimana inovasi teknologi harus tetap sejalan dengan nilai-nilai moral dan tanggung jawab sosial. Kode etik ini meliputi prinsip-prinsip untuk menghormati privasi pengguna serta bertanggung jawab pada dampak negatif teknologi. Dengan mematuhi kode etik ini, para profesional dapat memastikan bahwa inovasi yang dihasilkan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Standar etika dari ACM sebaiknya menjadi landasan yang kuat dalam pengembangan teknologi agar tidak mengorbankan nilai kemanusiaan. Dalam hal ini, kode etik ACM menekankan pentingnya kejujuran, keadilan, dan transporasi dalam pengembangan teknologu, sehingga dampaknya tetap positif bagi pengguna.

Kode etik ACM mencakup prinsip-prinsip utama yang mengatur bagaimana inovasi teknologi seharusnya berjalan untuk tetap menghormati nilai-nilai kemanusiaan. ACM mendorong seorang professional untuk bertanggung jawab terhadap dampak sosial teknologi, menghormati privasi pengguna, dan pengambilan keputusan secara adil oleh AI.

Dalam menghadapi transformasi digital setiap professional di bidang teknologi penting untuk mematuhi standar etika dan profesionalisme agar inovasi yang dihasilkan tetap menghormati nilai kemanusiaan. ACM telah menetapkan pedoman penting untuk memastikan bahwa teknologi dikembangkan dengan tanggung jawab sosial dan penghormatan terhadap hak-hak pengguna.

Baca Juga :  Bejat! Seorang Ayah di Sumenep Rupadaksa Anak Tirinya Sejak Kelas 3 SD

Dalam analisis dari perkembangan ini, bahwa profesionalisme yang kuat di bidang industri teknologi memiliki dampak langsung pada kepercayaan dari masyarakat. Institusi pendidikan perlu adanya upaya untuk memperkuat pendidikan tentang etika dan profesionalisme, termasuk kurikulum berbasis kode etik ACM. Mahasiswa baru di bidang teknologi perlu dilatih untuk memahami risiko serta dampak sosial yang mungkin timbul.

Berdasarkan analisis ini, bahwa profesionalisme yang memiliki jiwa etika yang kuat memiliki peran signifikan dalam industri teknologi. Stakeholder di berbagai sektor harus berkolaborasi untuk menciptakan aturan yang mendukung pengembangan teknologi yang bertanggung jawab bagi masyarakat. Dengan adanya standar etika yang kuat, profesionalisme tidak hanya melindungi hak privasi pengguna tapi juga berfungsi sebagai fondasi untuk membangun industri masa depan yang stabil. Di masa depan, nilai kemanusiaan harus menjadi prioritas dalam setiap pengembangan teknologi. Dengan komitmen terhadap etika dan profesionalisme, diharapkan para professional IT dapat memastikan bahwa inovasi digital bukan hanya standar biasa, tetapi juga membawa kesejahteraan bagi masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA
Balqis, S. D. P., C Najicha, F. U. (2022). Penanaman Nilai-Nilai Pancasila di Era Pandemi Covid-19. Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 2(6), 1– 7.
Rizkawati, Basri, H., C Arfan, M. (2014). Pengaruh profesionalisme, etika kerja dan motivasi terhadap kinerja Auditor Intern pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 3(4), 94-1.


*) Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang


Simak berita terbaru dan kabar terbaru melalui Google News harianjatim.comatau download App HarianjatimCom.

(red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280
Verified by MonsterInsights
Shop auto motor checks. 0r electric outboard, long shaft, remote steering.