Probolinggo.HarianJatim.Com – Pondok Pesantren Nurul Jadid kembali melakukan terobosan penting dalam dunia pesantren dengan mendirikan Lembaga Konseling Pesantren, sebuah unit baru yang fokus pada layanan kesehatan mental, emosional, dan spiritual santri.
Lembaga ini hadir untuk memenuhi kebutuhan suntik4d santri atas ruang aman untuk berbagi masalah, memperoleh bimbingan, dan memperkuat ketahanan jiwa santri dalam mengikuti aktifitas yang ada di pondok pesantren.
Pendirian lembaga ini dipimpin langsung oleh KH. Mahfudz Faqih, salah satu lulusan doktoral yang konsentrasi di bidang Bimbingan dan Konseling. Beliau dikenal sebagai salah satu tokoh yang visioner dalam bidang ke BK an dan memiliki perhatian besar terhadap pembentukan karakter serta penguatan santri.
Lembaga Konseling Pesantren ini mulai aktif beroperasi pada pertengahan tahun 2025, dan langsung menjalankan berbagai program pendampingan serta edukasi yang dirancang khusus untuk kebutuhan para santri dari berbagai jenjang.
Berlokasi di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, lembaga ini menjadi bagian dari struktur resmi pesantren dan berkoordinasi erat dengan pengasuhan, asrama, serta satuan pendidikan.
Fungsi utama lembaga ini adalah memberikan layanan konseling individual maupun kelompok, pendampingan emosional, bimbingan ruhani, serta pelatihan keterampilan hidup yang berbasis nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
Santri yang mengalami tekanan akademik, konflik sosial, kesulitan beradaptasi, bahkan persoalan keluarga, kini memiliki tempat untuk berbicara secara aman dan mendapat penanganan profesional, humanis, serta agamis.
Metode konseling yang digunakan memadukan pendekatan psikologi modern dengan bimbingan spiritual klasik, termasuk penggunaan nilai-nilai sufistik seperti tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), muraqabah (introspeksi), dan sabar sebagai jalan pemulihan.
Selain menangani masalah, lembaga ini juga aktif dalam pencegahan dan edukasi. Beberapa programnya mencakup penyuluhan tentang kesehatan mental, pelatihan konselor sebaya, serta pembinaan ustaz/ustazah agar lebih peka terhadap kondisi emosional santri.
Lembaga ini bahkan mengembangkan sistem pendampingan kamar berbasis karakter dan empati, sehingga kehidupan santri tidak hanya diwarnai dengan aktivitas belajar, tetapi juga dirawat secara emosional dan sosial.
Dalam pelaksanaannya, Lembaga Konseling juga menjadi mitra strategis bagi pimpinan pesantren dalam menyusun kebijakan pengasuhan berbasis psikospiritual. Setiap program ditekankan pada nilai rahmah, sabar, dan saling mendengarkan.
Thohiruddin Sekretaris Pesantren Nurul Jadid menegaskan bahwa konseling dalam pesantren bukanlah sekadar solusi atas masalah, tetapi bagian dari pendidikan itu sendiri. Santri yang mengenal dirinya akan lebih siap menerima ilmu dan lebih kuat menghadapi realitas.
Dengan hadirnya lembaga ini, Nurul Jadid berharap para santri tidak hanya menjadi ahli ilmu agama, tetapi juga pribadi yang sehat jiwa, matang secara emosi, dan memiliki daya tahan spiritual yang kokoh dalam menghadapi zaman.
Lembaga Konseling Pesantren Nurul Jadid merupakan wujud nyata bahwa pesantren bisa menjadi pelopor dalam membangun generasi muda yang utuh: cerdas akalnya, lembut hatinya, dan kuat jiwanya.