Kenyam – Anggota DPRK Kabupaten Nduga, Nius Wakerkwa (Fraksi PKS), menyampaikan keprihatinannya atas berbagai masalah kesehatan dan permasalahan gizi yang masih membelenggu masyarakat di daerahnya.
“Sebagai wakil rakyat, saya sangat prihatin dengan angka malaria, TBC, atau ISPA. Belum lagi persoalan gizi buruk dan stunting, terutama di kalangan anak-anak dan ibu hamil,” ujar Nius dalam keterangannya pada awak media, Minggu (10/8/2025).
Lebih lanjut, ia menyebut akses terhadap pelayanan kesehatan dan pengobatan di beberapa kampung masih sangat terbatas. Hal ini diperparah oleh minimnya fasilitas kesehatan yang memadai serta keterbatasan tenaga medis di lapangan.
“Untuk malaria, kami terus mendorong distribusi kelambu berinsektisida dan edukasi ke masyarakat. Sedangkan untuk TBC dan ISPA, diagnosis dan pengobatan yang cepat sangat dibutuhkan, apalagi dengan kondisi geografis kita,” ungkapnya.
Terkait gizi buruk dan stunting, Nius menyebut perlu intervensi yang consolidatif. “Potensi pertanian lokal bisa jadi solusi, tetapi dibutuhkan pelatihan dan dukungan logistik agar warga bisa mengolah pangan bergizi. Saya mendukung pemberian nutrisi lokal yang kaya protein hewani dan sayuran sebagai upaya pencegahan stunting, seperti pelatihan masak sehat dan lain-lain,” tegas legislator PKS ini.
Lebih lanjut, Nius menegaskan pentingnya sinergi antara DPRK, Pemda, dan stakeholder Kesehatan dalam Upaya memperkuat program posyandu dengan pos kesehatan keliling untuk memperluas jangkauan pemeriksaan gizi dan kesehatan ibu dan bayi.
“Kemudian penyaluran anggaran daerah (APBD) untuk program makan bergizi dan nutrisi ibu hamil yang selaras dengan kebijakan pemerintah pusat untuk menekan angka stunting,” imbuhnya.
Ia juga menilai pelatihan pembuatan makanan bergizi berbahan lokal agar solusi kesehatan tidak sekadar bantuan tetapi berkelanjutan juga mendesak dilakukan.
“Aspirasi masyarakat jelas, bahwa Nduga ini butuh generasi sehat dan cerdas. Untuk itu, DPRK akan terus mengawal dan memperjuangkan alokasi anggaran serta kebijakan yang menyentuh akar persoalan,” tutupnya.
