Trenggalek Go Organik, Program Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Yang Ramah Lingkungan

  • Bagikan

Trenggalek. Harianjatim.com- Yayasan Putra Nusantara bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Trenggalek dan Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggalakkan program sosialisasi pembuatan pupuk organik yang lebih dikenal dengan Trenggalek Go Organik.

Trenggalek Go Organik sendiri dilakukan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi dengan kemandirian pupuk oleh petani.

banner 336x280 banner 336x280

Hal inilah yang kemudian menjadi alasan Yayasan Putra Nusantara bersama Dinas Pertanian Kabupaten Trenggalek dan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin untuk terjun langsung melatih petani untuk membuat pupuk sendiri di berbagai pelosok daerah setempat.

Azwar Rahmatullah, Selaku koordinator Trenggalek Go Organik yang ditemui saat sosialisasi di Kecamatan Panggul pada Kamis, (02/01/20) menyampaikan bahwa petani akan dilatih dan didampingi secara langsung untuk pupuk organik cair, Pupuk bokasi dan pertisida nabati.

“Program ini sebenarnya sudah berjalan dari November 2019 dan akan berlanjut sampai April 2020, Harapannya petani melalui Kelompok tani maupun Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) bisa dengan mandiri membuat pupuk organik dengan memanfaatkan potensi lingkungan sekitar sehingga kedepan tidak lagi tergantung pupuk kimia bersubsidi yang sering kali mengalami kelangkaan”, jelasnya.

Azwar, juga menambahkan bahwa selain antisipasi kelangkaan pupuk penggunaan pupuk organik juga bertujuan memperbaiki unsur hara tanah, karena pemakaian pupuk kimia secara terus menerus membuat keasaman tanah semakin tinggi dan tekstur tanah mengeras dan akan sulit diolah.

“Kita ingin petani dan semua elemen masyarakat yang pertama “Sadar” pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, kedua memiliki “Kesadaran” bahwa limbah organik produk pertanian dan perkebunan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik, dan yang ketiga “Menyadari” pentingnya menekankan nilai tambah dengan menekan biaya operasional pertanian”, Imbuhnya.

Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek Agung Sujatmiko, menegaskan bahwa, pelatihan pembuatan pupuk organik dilakukan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi dengan kemandirian pupuk oleh petani.

Terjadi kelangkaan pupuk bersudsidi dan hal ini tidak hanya terjadi di Trenggalek tetapi hampir seluruh wilayah Indonesia menyebabkan petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi saat musim tanam,” kata Agung.

Agung tidak menampik ketergantungan petani saat ini terhadap pupuk kimia, namun dirinya berharap meskipun petani belum bisa meninggalkan pupuk ini secara bertahap, petani mulai menggunakan pupuk organik sebagai penambah dan pelan-pelan beralih ke pupuk organik.

Apalagi pupuk organik yang dibuat secara mandiri ini cukup murah dengan memanfaatkan limbah yang banyak di sekitarnya. (AR)

Tim Trenggalek Go Organik bersama Dinas Pertanian Kabupaten Trenggalek
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280
Verified by MonsterInsights
Een inspectie moet jaarlijks worden uitgevoerd door een professionele schoorsteenveger.