Reporter : Junaidi
Sumenep – Harianjatim.com, Perayaan Hari Santri Nasional (HSN) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur dilakukan dengan cara beragam. Di Madrasah Ar-Risalah misalnya, wali dan siswa menggelar makan berasama ala santri. Sabtu, (23/10/2021).
Mereka makan menggunakan alas daun pisang, nasi jagung, tahu, tempe, telur dadar, garam dan cabe. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk tetap menanamkan nilai-nilai kesantrian secara tradisional ditengah modernisasi saat ini.
“Tahun ini Madaris Ar Risalah memperingati HSN dengan menanamkan nilai tradisional kesantrian yaitu salah sataunya makam bersama murid dan guru dengan memu nasi ala santri tradisional,” kata Rofiqi Junaidi, Pembina OSIS Madaris Ar Risalah pada media ini.
Menurutnya, mumentum HSN ini dijadikan sebagai ajang untuk mengenang perjuangan santri jaman dulu. Kondisi santri zaman dulu jauh berbeda dengan kondisi santri saat ini yang sudah serba kecukupan dari segu materi dan fasilitas pesantren.
“Kami ingin para siswa merefleksi bagaimana santri jaman dulu mekan ala kadarnya bahkan ada yang bertirakat demi mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan barokah, dan kami juga ingin mengajarkan bagaimana tata cara makan yang baik dengan cara seluruh dewan guru ikut serta makan ditengah-tengah mereka,” jelasnya.
Meski dirasa serba kekurangan, kata dia peran santri zaman dulu dalam membela tanah air sangat besar. “Dan kami juga tidak melupakan perjuangan santri dan kyai jaman dulu di dalam memperjuangkan kemerdekaan RI. Maka, selain kami mengajak santri makan bersama, kami juga melaksanakan Istighasah dan do’a bersama yang dikhususkan untuk para Ulama pendahu kita dan para santri yang berjuang dahulu,” tegas dia.
Pemerintah menetapka perayaan HSN jatuh pada 22 Oktober. Latar belakang diperingatinya 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional antara lain karena pada 22 Oktober 1945, K.H. Hasyim Asy’ari menyerukan Resolusi Jihad yang menegaskan bahwa berjuang demi kemerdekaan Indonesia hukumnya fardhu’ ain atau wajib bagi setiap orang.
(Rls/Jd/Bed)