Reporter : Junaidi
Sumenep-harianjatim.com. Bupati Sumenep Achmad Fauzi menyampaikan tentang toleransi dalam kehidupan masyarakat di kabupaten berlambangkan kuda terbang ini.
Dimana sikap toleransi masyarakat, suku, etnis, bahasa, dan agama di Sumenep telah lama terbangun. Bahkan, di kabupaten ujung timur pulau madura terdapat tiga tempat peribadatan dalam satu kampung yang sama dan jaraknya sangat dekat. Yakni di Desa Pabian, Kecamatan Kota Sumenep. Disana terbangun sebuah masjid sebagai tempat peribadatan umat Islam, Gereja dan Klenteng.
“Alhamdulillah tidak pernah terjadi konflik sosial yang berlatar SARA,” kata Fauzi dalam sambutannya.
Sambutan tersebut disampaikan pada acara Simposium Peradaban Nahdlatul Ulama (NU) merupakan rangkaian harlah NU ke 99 yang diselenggarakan PWNU Jawa Timur di Pendopo Keraton Sumenep, Sabtu, (5/3/2022) di Pendopo Keraton Sumenep.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umun PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuqi Mustamar, serta sejumlah tokoh lainnya seperti RKH. KHR. Ahmad Azaim Ibrohimy dan KH. D Zawawi Imron.
Simposium Peradaban NU ini digelar dalam rangka merayakan hari lahir (Harlah) ke-99, menyongsong usia satu abad, dan meneguhkan komitmen “merawat jagat, membangun peradaban”.
Fauzi juga menyampaikan, Kabupaten Sumenep berbeda dengan kabupaten yang lain, dimana Sumenep terdapat wilayah daratan dan kepulauan. Selain itu juga terdapat banyak suku yang menetap di bumi Sumenep.
Seperti suku Madura, suku atau etnis Mandar, Bajo, Bugis, Arab, dan Tionghoa. Saat ini di Kepulauan Sapeken masyarakat masih menggunakan bahasa Bajo sebagai alat komunikasi setiap hari.
Secara giografis lanjut Fauzi, Sumenep terdapat 334 Desa/Kelurahan dan 126 pulau yang tersebar di 27 Kecamatan. Sembilan kecamatan berada di daerah kepulauan dan 18 Kecamatan lainnya di wilayah daratan.
“Untuk usia sendiri, Kabupaten Sumenep kurang lebih sudah 752 tahun sejak didirikan oleh Pangeran Arya Wiraraja pada tanggal 31 Oktober 1269,” jelas Fauzi.
Sejak kerajaan tempo dulu hingga saat ini, Sumenep kata Fauzi telah beralih atau berganti kepemimpinan sebanyan 51 kali, dengan perincian 35 raja dan 16 Bupati.
(Jd/Wd)