Wali Kota Surabaya Tingkatkan Perekonomian Masyarakat Melalui Pemanfaatan BTKD

  • Bagikan
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat melepas bibit ikan. (Foto : Dok Pemkot Surabaya)

Reporter : Waid

Surabaya-harianjatim.com. Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur terus melakukan trobosan untuk meningkatkan ekonomi. Salah satunya memanfaatkan lahan tambak Bekas Tanah Kas Daerah (BTKD).

banner 336x280 banner 336x280

Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui program Hari Padat Karya yang telah lama dicanangkan. Banyak lahan BTKD yang telah digarap. Baru-baru ini BTKD di kawasan Gendong, Kecamatan Pakal dijadikan sebagai tambak ikan.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, aset BTKD yang digunakan untuk tambak Ikan Band itu nantinya akan dikelola oleh masyarakat rendah (MBR). 

“Seperti aset yang ada di Tambak Wedi, di lahan seluas 4 hektar itu ditanami sawi, ubi, kemudian budidaya maggot kemudian untuk nila dan patin. Jadi kita manfaatkan itu (lahan) untuk kepentingan umat,” katanya sebagaimana dilansir harianjatim.com melalui laman website resmi Pemkot Surabaya.

Lahan tambak seluas 5,5 hektar itu tidak hanya dimanfaatkan untuk budidaya 50.000 Ikan Bandeng, tetapi juga akan digunakan untuk budidaya udang. Setelah itu, bibit ikan dan udang itu dikelola oleh masyarakat rendah (MBR) dan hasilnya juga akan dimanfaatkan. 

“Berarti apa? lahan ini dibiarkan menganggur (diam) tidak dimanfaatkan, kan sayang. Sehingga pemkot sebagai fasilitatornya, mengisi lahan ini dengan Bandeng dan Udang, kemudian hasilnya diambil oleh MBR. Kemudian jika ke terbuka, mereka tidak lagi menggunakan dana APBD dari pemkot tapi dari hasil kerja dari MBR yang memanfaatkan lahan ini,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi. 

Tidak hanya aset BTKD Pakal yang digunakan sebagai Padat Karya, tetapi Pemkot Surabaya juga akan memanfaatkan lahan yang ada di taman raya Hutan Pakal dan Wisata Pesisir Romokalisari. Aset yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya itu diharapkan dapat mengurangi angka-angka dan kemiskinan di Kota Pahlawan. 

“Jadi, InsyaAllah tidak onok maneh kemiskinan, tidak ada penyakit gerakan dan gerakan apapun. Jadi, jika hanya digunakan untuk kepentingan pemkot saja, maka dari itu yang kita kasihi ini adalah padat Karya ,” jelas Wali Kota Eri Cahyadi.
 
Setelah panen Bandeng, nantinya Pemkot Surabaya akan bagi hasilnya dengan warga MBR yang mengelola. Caranya, yaitu mengambil 20 persen dari hasil panen untuk dibelikan bibit baru. Setelah itu seterusnya, warga yang mengelola itu akan menggunakan uang hasil panen untuk membeli bibitnya. 

“Setelah hasilnya ada, 20 persen diambil dulu untuk membeli bibitnya, sehingga nanti kita juga mengajarkan bagaimana warga MBR ini menjadi pengusaha dan pemkot yang memfasilitasi. Artinya, lahannya tetap milik pemkot tapi permodalannya dan yang lainnya nanti jadi milik masyarakat,” ujarnya. 

Saat ini, pemkot sudah bisa menyerap sekitar 150 orang tenaga kerja yang menggarap 5 hektar dari 200 hektar lahan tembak di Gendong, Kecamatan Pakal. Nantinya, bukan hanya dijadikan sebagai tambak Ikan Bandeng dan Udang saja, agar bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja, Wali Kota Eri Cahyadi juga ingin nantinya disediakan tempat wisata kuliner di kawasan ini. 

Konsepnya, sambung Wali Kota Eri, nantinya pengunjung akan datang ke lokasi untuk menikmati kuliner seafood sambil berwisata memancing. Ia membayangkan, konsep wisata kuliner ini nantinya ada rumah makan plus tempat pemancingan dengan konstruksi bambu seperti yang ada di Romokalisari.

Di gawe panggon kuliner kan yo isok (dibuat wisata kuliner kan juga bisa). Lampunya dipasang biar terang kalau malam, kemudian di sisi ini ada kolam ikan, kemudian bisa dibakar ditempat setelah mancing, nah iku (nah itu) cocok. Kita harus terus dia,” ucapnya. 

Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu berharap, dicanangkannya Hari Padat Karya ini bisa memakmurkan warga Surabaya khususnya MBR. Oleh karena itu, ia ingin mindset (cara berpikir) warga Surabaya bukan hanya berharap dengan bantuan dari pemerintah, tetapi bagaimana caranya bisa mengubah nasib dengan usaha. 

“Tidak duwe kerjoan, sugih nggak sugih (tidak punya pekerjaan, kaya dan miskin) itu bisa kita ubah. Kalau kita tidak usaha dan tidak bisa susah, ya susah,” lanjutnya.  

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, lahan tambak BTKD di Kecamatan Pakal itu ada 250 hektare. Dari 250 hektar, yang dimanfaatkan untuk Padat Karya sekitar 200 hektare. 

“Sebagai awal, yang dimanfaatkan 5,5 hektare terlebih dahulu. Sedangkan di Tambak Wedi, ada 4 hektare sedangkan yang dimanfaatkan sementara ini 6000 meter persegi,” tegas dia.

Baca Juga : Ratusan Rumah di Surabaya jadi Sasaran Perbakian Tahun Ini

(Wd/Jd)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280
Verified by MonsterInsights
Of het nu gaat om scheuren, losse stenen of andere problemen, onze schoorsteenvegers kunnen het snel en effectief oplossen.