Saiful Mujani: Perbedaan Pendidikan Berpengaruh Signifikan dalam Pilpres dan Pileg

  • Bagikan
Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). (Foto: tangkap layar)

Dalam pemilihan legislatif, secara umum, tingkat pendidikan juga berpengaruh. Orang yang memiliki pendidikan SLTP, SD, atau tidak bersekolah cenderung lebih tinggi pada pemilih PDIP. Ada 27 persen yang berpendidikan SLTP ke bawah yang memilih PDIP, sementara yang SLTA ke atas 23 persen. Hal yang sama terjadi pada Golkar, pemilih dari SLTP ke bawah 12 persen, sementara SLTA ke atas 9 persen. Pemilih SLTP ke bawah PKB 9 persen, SLTA ke atas 7 persen. PPP yang SLTP ke bawah 3 persen, SLTA ke atas 2 persen.

Kebalikan dari partai-partai ini, pemilih PKS justru lebih dominan dari yang berpendidikan SLTA ke atas, 7 persen, sementara yang SLTP ke bawah 3 persen. Pemilih Gerindra dari SLTP ke bawah 10 persen, SLTA ke atas 11 persen. Pemilih Demokrat 6 persen dari yang berpendidikan menengah ke bawah, sedang kalangan menengah ke atas 7 persen. PAN memperoleh suara dari dua kelompok pendidikan masing-masing 2 persen. Sementara partai-partai baru memiliki kecenderungan dukungan lebih kuat dari kalangan berpendidikan menengah ke atas (5 persen) dibanding menengah ke bawah (4 persen).

Secara umum, lanjut Saiful, PDIP dan Golkar memiliki basis pemilih yang lebih kuat dari kalangan berpendidikan menengah ke bawah. Sebagimana dalam Pilpres, pemilih dari lapisan bawah cenderung lebih rentan mobilisasi dan lebih mudah berubah.

“Kelas sosial, diukur dari pendidikan, berpengaruh dalam perilaku memilih di Indonesia,” pungkasnya.

Video utuh pemaparan Prof. Saiful Mujani bisa disimak di sini:



Baca Juga : Perkuat Arah Demokrasi, Indopol Jatim Gelar Diskusi Politik

(Rls/Red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90
Verified by MonsterInsights
Automated ai youtube channels.