Judul Buku : Seni Mengatasi Kegagalan
Penulis : Pratiwi A.
Penerbit : C-Klik Media, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2021
Tebal : 128 halaman
Harga Buku : Rp.47.000
Peresensi : Audita Putri Hanawati*
Kegagalan dan kesuksesan adalah dua hal yang sering disandingkan dan seringkali bertolak belakang. Banyak orang percaya bahwa jika mereka gagal sekali, mereka tidak akan pernah berhasil lagi. Faktanya, orang mendefinisikan kesuksesan dan kegagalan secara berbeda. Jadi kita perlu mengubah pola pikir bahwa tidak semua kegagalan itu buruk. Sebab, kita semua memiliki tolok ukur, sistem nilai, dan kepercayaan yang berbeda. Buku ‘Seni Mengatasi Kegagalan’ karya Pratiwi A. ini menjelaskan bagaimana cara kita bisa menyikapi tiap kegagalan yang datang menghampiri. Dalam buku ini diberikan gambaran serta upaya yang bisa dilakukan untuk menikmati kegagalan, karena tidak semua kegagalan itu buruk.
Setiap manusia pasti memiliki ketakutan terhadap kegagalan dan itu merupakan hal yang wajar. Meski pada kenyataannya, kegagalan membawa banyak sekali perasaan tidak nyaman, mengundang kesedihan, kekecewaan, serta rasa marah dan malu. Menyimpan ketakutan akan kegagalan di masa lalu bukan suatu hal yang salah, jangan sampai ketakutan itu menghalangi kita untuk maju. Namun, perlu di garis bawahi bahwa kita harus mampu melihat kegagalan sebagai pengalaman belajar yang luar biasa.
Gagal itu mudah, sukses itu sulit. Tidak ada kesuksesan yang diraih secara cuma cuma, hal itu yang menyebabkan kesuksesan sulit diraih. Banyak orang di sekeliling kita yang hanya menilai hasil tanpa benar benar menengok proses yang susah payah kita lalui. Keagalan meraih sesuatu membuat orang dengan sangat mudah menurunkan penilaian tentang kita. Hal yang kemudian perlu disadari ialah jangan biarkan suara suara sumbang itu mengalahkan kita, lepaskan semua yang menghambat. Lantas perlu kah berdamai dengan keadaan? Ada beberapa alasan penting bagi kita untuk berdamai dengan kegagalan. Pertama, kita tidak bisa merubah masa lalu. Namun, kita hanya dapat memengaruhi cara menghadapinya dan bertanggung jawab atas hal yang akan kita hadapi. Kedua, terus menerus berlarut dalam kegagalan akan menghalangi kita untuk membuat interaksi baru. Ketiga, setelah kita mengatasi tantangan baru, kita menjadi orang yang lebih kuat dan mampu. Kita juga perlu belajar untuk memaafkan diri sendiri atas peristiwa yang menyakiti dalam hidup. Ini tidak berarti kita akan selalu gagal atas toleransi yang kita berikan terhadap diri sendiri. Belajarlah dari kesalahan, tawarkan diri belas kasih, dan lakukan yang terbaik untuk masa depan.
Kegagalan membuat kita menjadi manusia. Tidak ada orang yang tidak pernah gagal. Karena ketidaksempurnaan adalah bagian dari definisi menjadi manusia. Kesempurnaan itu menjadi menakutkan karena ekspektasi orang terhadap pencapaian kita. Itulah mengapa sangat sulit untuk menerima kegagalan. Filsuf Jerman, Nietzsche, memiliki sebuah kutipan populer yang menyatakan bahwa hal yang tidak membunuhmu membuatmu lebih kuat. Kutipan itu sering digunakan untuk menguatkan diri setelah mengalami kegagalan. Tetapi sebuah kutipan lain dari penelitian biologi mematahkan kutipan Nietzsche dengan menekankan adanya Losser Effect. Teori ini membuktikan bahwa apa yang tidak membunuh mu membuat mu lebih lemah. Dari kedua teori tersebut, yang dapat kita pelajari adalah jika kita gagal sekali, kemungkinan besar akan gagal lagi pada tujuan yang sama, bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Spiral ini menjelaskan alasan satu kegagalan bisa membuat banyak orang lain bergerak. Padahal, hidup membutuhkan cara berpikir yang berbeda dan kemauan untuk mencoba hal baru. Kerja keras saja tidak cukup. Kita mungkin merasa telah melakukan semua yang Anda bisa, tetapi kesuksesan sebenarnya adalah angan-angan. Kenyataannya, kegagalan yang berulang mengikis semangat untuk mencoba lagi.
Setiap orang sukses di muka bumi ini pasti melalui banyak kesulitan, perjuangan dalam menghadapi kegagalan. Apa yang membedakan mereka adalah bahwa orang-orang sukses terus mencoba sampai mereka berhasil. Itu adalah tekad dan kegigihannya yang membuatnya berhasil membuatnya menonjol di antara orang-orang di seluruh dunia. Setiap kesalahan yang kita buat membuat kita lebih kuat dan siap untuk tantangan yang lebih besar. Kegagalan mengajari kita, memberdayakan untuk menghadapi tantangan yang lebih sulit, dan mempersiapkan kita untuk bagian kehidupan yang lebih sulit di masa depan. Jika kita memiliki segalanya dengan mudah dan menjalani kehidupan yang mulus, kita tidak akan berhasil bahkan dalam tantangan hidup yang paling sederhana sekalipun.
Kelebihan dari buku ini adalah dapat memotivasi para pembacanya agar mengambil langkah yang tepat dalam menyikapi setiap kegagalan di kehidupan. Banyak pesan moral yang disampaikan penulis secara detail. Sedangkan untuk kekurangan dari buku ini ialah bahasanya cukup asing, sulit untuk di mengerti. Dan kalimat yang disajikan terlalu bertele tele sehingga cukup membosankan untuk dibaca.
Kesimpulan yang dapat diambil dari buku ini adalah mendapati kegagalan adalah hal yang wajar. Tidak ada manusia yang sempurna karena setiap orang pasti melakukan kesalahan sebelum gagal. Akan tetapi, setiap kegagalan yang kita buat membuat kita lebih kuat dan siap untuk tantangan yang lebih besar. Kalian harus tahu bahwa kalian tidak gagal sampai kalian berhenti mencoba.
*Perensi merupakan Mahasiswa Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Malang