banner 728x90

Pengaruh Efek Pengamat Terhadap Keberlanjutan Isu Lingkungan

  • Bagikan
Ist

Pendahuluan

Bystander effect atau efek pengamat adalah fenomena psikologis yang mengacu pada kecenderungan individu untuk tidak memberikan bantuan kepada orang dari suatu kejadian ketika ada orang lain yang hadir di tempat yang sama. Fenomena ini sering dikaitkan dengan difusi tanggung jawab, di mana individu percaya bahwa orang lainlah yang akan bertanggung jawab untuk membantu orang tersebut. Semakin banyak orang atau pengamat yang hadir di tempat kejadian, maka kemungkinan seseorang untuk memberikan bantuan akan semakin kecil (Amtiran, 2022).

banner 728x90

Fenomena ini telah dipelajari secara luas dan dapat dipastikan memiliki dampak yang signifikan pada berbagai situasi. Kasus yang terjadi pada Kitty Genovese memomulerkan fenomena efek pengamat, karena saat terjadi penyerangan terhadap dirinya terdapat 38 saksi yang mendengar dan menyaksikannya, tetapi tidak ada yang berinisiatif untuk membantu atau melaporkannya dengan harapan orang lainlah yang akan bertindak (Ruhl, 2021).

Selain berdampak pada situasi tertentu seperti yang telah disebutkan, fenomena ini juga dapat memengaruhi sikap kita terhadap lingkungan. Kita manusia menjadi faktor yang memberikan dampak lebih besar daripada faktor alam (Herlina, 2017). Hal itu ditunjukkan di dalam keseharian kita, di mana banyak orang yang membuang sampah sembarang tanpa memperhatikan dampak yang akan disebabkannya. Akibat dari hal tersebut akan membawa kita ke permasalahan yang lebih besar lagi sebagai pendorong yang memperburuk masalah yang ada.

Rasa difusi tanggung jawab juga turut serta mendukung keberlanjutan dari masalah lingkungan tersebut. Orang-orang mungkin merasa bahwa itu bukan tanggung jawab individu mereka untuk mengatasi masalah lingkungan, dan sebaliknya malah percaya bahwa itu adalah tanggung jawab pemerintah, bisnis, atau organisasi lain yang skalanya lebih besar. Mereka merasa kalau orang lain dapat memberikan dampak yang lebih signifikan daripada mereka. Hal inilah yang menyebabkan kurangnya tindakan individu dan juga dapat mengurangi tekanan pada organisasi tersebut untuk mengambil tindakan. Pola pikir bahwa orang lainlah yang lebih bertanggungjawab menjadi akar dari permasalahan ini.

Baca Juga :  Pembangunan SERR Diusulkan Gantikan Proyek Tol Tengah Kota Surabaya

Pembahasan

Bagaimana lingkungan dapat terpengaruh

Efek pengamat ini dapat memengaruhi lingkungan secara tidak langsung, selain melalui rasa difusi tanggung jawab. Ketika ada orang yang membuang sampah sembarangan atau ke sungai misalnya, tetapi tidak ada yang berani untuk menegur atau menghentikan kejadian tersebut. Hal itu didasari pada rasa takut untuk dinilai dan karena mayoritas orang tidak ada juga yang bertindak di kawasan itu. Oleh karena banyaknya kejadian tersebut dilakukan, citranya menjadi berubah seolah-olah hal tersebut normal. Terbukti bahwa kebanyakan masyarakat di Indonesia masih membuang sampah sembarangan ke sungai dan tidak pada tempatnya, dikarenakan masih kurangnya pengetahuan akan akibatnya (Yuniarti dkk. 2020).

Tidak hanya berlaku untuk lingkup yang besar, dalam lingkup keluarga pun hal tersebut dapat terjadi. Keluarga merupakan tempat kita belajar tentang karakter, oleh sebab itu kebiasaan dan pribadi dapat mempengaruhi seseorang (Framanta, 2020). Dengan adanya dorongan semacam ini, kebanyakan orang hanya akan mengikuti tindakan dari orang lain, tidak berpegang pada kesadaran individu sendiri. Tidak sedikit orang sering terpengaruh oleh dorongan orang-orang di sekitarnya. Hal inilah yang menjadi rantai dan faktor pendukung dalam keberlanjutan masalah lingkungan di masyarakat. Apabila tidak adanya kesadaran untuk berubah, hal tersebut akan terus ada.

Baca Juga :  Legislator Minta Utamakan Formasi Guru pada Seleksi CPNS dan PPPK 2024

Pengaruhnya terhadap masalah lingkungan

Rasa takut dinilai pada skala individu apabila dibiarkan terjadi tanpa adanya perubahan, akan menyebabkan orang-orang untuk tetap melakuan hal yang salah yang berdampak pada lingkungan. Nantinya hal tersebut hanya akan membawa kita pada penumpukan dan masalah baru yang bisa terjadi, seperti tercemarnya sungai, penyumbatan saluran air yang dapat mengakibatkan banjir, tercemarnya tanah, dll (Indrawati, 2011). Semua hal tersebut bisa menyebabkan reaksi rantai pada skala yang lebih besar pada lingkungan.

Difusi tanggung jawab memberikan dampak yang lebih signifikan pada skala yang lebih besar. Hal ini dikarenakan hampir semua orang, bahkan pemerintah, bisnis, atau organisasi, sebagai satu kesatuan memiliki tanggung jawab masing-masing dari dampak yang telah diberikan. Hanya saja rasa tanggung jawab ini akan disebarkan sehingga tekanan mereka untuk bertanggungjawab berkurang, sehingga tidak banyak yang mengambil tindakan (Maisarah, 2020). Masalah seperti limbah, polusi dan sebagainya tetap akan berkelanjutan, meskipun ada yang melakukan tindakan penanganan. Apabila kita tidak secara kesuluruhan bertanggung jawab dan bertindak sebagai satu kesatuan, maka masalah yang sudah ada tetap akan berlanjut.

Upaya mengantisipasi pengaruhnya

Ada beberapa cara untuk mengatasi efek pengamat guna mengurangi dampaknya terhadap masalah lingkungan. Salah satu pendekatannya berfokus pada pendidikan dan kesadaran diri. Dengan mendidik individu dan membuat mereka sadar akan tanggung jawab mereka untuk mempunyai pendirian yang kuat dan melindungi lingkungan, kita dapat mendorong mereka untuk mengambil tindakan tanpa harus menunggu dorongan dari orang lain. Contohnya negara Jepang yang mengajarkan kedisiplinan sejak dini melalui taman kanak-kanak, yang menjadi dorongan mereka untuk menjaga kebersihan negaranya. Hal tersebut dapat direalisasikan melalui upaya pendidikan dan sosialisasi, seperti kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan masalah lingkungan, atau melalui penggunaan media sosial untuk berbagi informasi dan memberikan dorongan. Bisa juga melalui pendekatan dalam lingkup keluarga untuk menanamkan kesadaran itu, karena keluarga merupakan orang terdekat yang kita ikuti perilakunya (Framanta, 2020).

Baca Juga :  Rekam Jejak Bupati Sidoarjo, Dikenal Anti Korupsi dan Kini Jadi Tersangka KPK

Selain itu, penerapan peraturan perundang-undangan yang mewajibkan individu dan organisasi untuk mengambil tindakan dalam melindungi lingkungan juga dapat menjadi cara dalam mencegah efek pengamat (Herlina, 2017). Undang-undang dan peraturan ini dapat memastikan individu dan organisasi untuk dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka, dan agar mereka mengambil langkah-langkah untuk mencegah degradasi sumber daya alam dan perusakan ekosistem (Nisa, 2020). Hal ini diharapkan dapat membuat efek jera dengan dikenakannya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran peraturan tersebut.

Penutup

Kombinasi antara pendidikan, kesadaran diri, dan langkah-langkah hukum merupakan cara efektif dalam mencegah efek pengamat. Fenomena ini merupakan masalah kompleks yang membutuhkan kombinasi upaya tingkat individu dan skala yang lebih besar untuk diselesaikan. Ada sejumlah pendekatan berbeda yang dapat diambil untuk mengatasi efek pengamat dan dampaknya terhadap masalah lingkungan, seperti dengan meningkatkan kesadaran diri, memperkokoh pendirian, dan penerapan peraturan perundang-undangan.

Dampak efek pengamat terhadap isu lingkungan ini secara tidak langsung sangat berdampak di Indonesia. Fenomena ini juga merupakan hal yang tidak disadari terjadi di masyarakat, sehingga sangat diperlukannya tindakan guna membangun kesadaran akan hal tersebut untuk kebaikan bersama. Selain itu untuk permasalahan lingkungan juga agar tidak berkelanjutan terus-menerus di Indonesia.


Oleh: Hafidz Maulana, Mahasiswa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang

banner 336x280
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280