Menjadi Manusia Produktif

  • Bagikan

Oleh : Ponirin Mika*

Menjadi manusia produktif adalah impian semua orang. Tetapi berusaha menjadi manusia yang produktif tidak semua orang meng-impikan. Orang yang hanya hidup mengulang pekerjaan yang kemarin, dan berbicara pembicaraan yang kemarin, juga berbuat sesuatu sama seperti kemarin menunjukkan sebagai ciri orang yang tidak produktif.

banner 336x280 banner 336x280

Manusia berbeda dengan binatang seperti kambing, kerbau, sapi, ayam dan lainnya. Setiap binatang berbuat dan mengulang-ulang perbuatannya. Tidak ada inisiatif, produktifitas, visioner, dan imajinatif.

Binatang kehidupannya tidak menantang. Hanya melakukan perbuatan yang menjadi rutinitas dan tak berkembang. Berbeda halnya dengan manusia. Makhluk yang bernama manusia ini memiliki harta karun berupa akal, dan dengan akal ini mampu melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh makhluk lainnya, termasuk juga malaikat.

Harta karun yang di miliki seyogyanya mampu menghantarkan dirinya menjadi makhluk yang produktif. Bisa berbuat untuk sesuatu yang lebih maju dan lebih maslahat untuk kepentingan makhluk yang lain.

Tentu manusia yang dapat melakukan semacam ini adalah mereka yang tidak pernah merasa cukup denga napa yang dipegang hari ini, di dapat hari ini pula. Mereka yang merasa cukup denga napa yang diraih hari ini menandakan bahwa ia telah berakhir berfikir dan tidak mau menjadi manusia yang produktif.

Dari itu upaya untuk menjadi orang yang produktif harus meninggalkan zona nyaman, apalagi zona itu adalah tempat yang tidak produktif atau tempat yang justru mengantarkan pada sebuah kehinaan dirinya sebagai makhluk yang istimewa. Yang dimaksud zona ini adalah kebiasaan-kebiasaan jelek seperti suka membicarakan orang, ngerompi, melakukan perbuatan yang tidak bermanfaat, dan atau kebiasaan mencaci orang. Naudzubillah.

Banyak kiat yang bisa dilakukan oleh kita untuk menjadi manusia produktif, diantaranya.

  1. Bergaul dengan pecinta ilmu

Berteman dengan pecinta ilmu paling tidak membuat kita tercerahkan dan terdidik. Menjauhi orang yang berilmu membuat kita tidak mampu melihat cahaya-cahaya ilahi dan cahaya kehidupan. Lebih baik berlama-lama dengan otrang yang memilki ilmu daripada berlama-lama dengan orang yang tidak punya ilmu (bodoh)

2. Gunakan waktu luang untuk membaca dan menulis

Tidak ada waktu yang sia-sia. Waktu terbuang sia-sia itu ada. Tapi itu bagi mereka yang enggan atau malas untuk meningkatkan kualitas dirinya. Ia merasa cukup dengan kualitas yang dimiliki sehingga mau mengembangkan lagi. Ciri-ciri ini bisa terjadi bagi siapapun kecuali memaksakan dirinya untuk selalu membaca dan menulis. Membaca membuka cakrawala berfikir, membaca membuka cakrawala kehidupan, membaca membuat kita tidak lebih bersahabat dengan ilmu dan membaca membuat kita lebih dewasa. Menulis mengantarkan kita pada sebuah pekerjaan yang mulia. Bayangkan andaikan waktu luang kita gunakan untuk membaca dan menulis, akan berapa banyak karya yang akan terlahir dari tangan kita.

3. Hindari bergaul dengan orang yang tidak produktif

Bergaul dengan orang yang tidak produktif akan membuat wawasan kita terbelenggu, yang ada hanya omelan-omelan atau pembicaraan yang terhina. Waduh..Terhina yang dimaksudkan adalah karena waktu kita sia-sia tidak dipergunakan untuk sebuah kemaslahatan.

Manusia bisa hidup abadi dengan karya, dan akan dikenang oleh zaman.

*Ketua Lakpesdam MWCNU Paiton, Probolinggo dan Anggota Community of Critical Social Research (Commics), Probolinggo

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280
Verified by MonsterInsights
Sopiyan juga bersyukur karena dpd pjs sumut kini memiliki kantor yang baru.