Apakah Lontaran Kalimat Perintah Termasuk Ketidaksantunan Berbahasa?

  • Bagikan
Foto : Ilustrasi/Ist

Kesantunan berbahasa adalah pengungkapan pikiran dan perasaan dengan halus,baik,dan sopan. Dapat dilihat dari ciri kalimat, kalimat berita dan kalimat tanya dinilai lebih sopan daripada kalimat perintah. Lantas apakah kalimat perintah dinilai tidak sopan? Padahal kalimatnya menggunakan bahasa baku dan formal. Lantas bagaimana Bahasa yang dianggap santun? Mari kita bahas dalam artikel ini!

Dalam berbahasa terdapat prinsip atau yang biasa disebut maxim. Contoh maksim yang pertama yaitu maksim kebijaksanaan yang menguntungkan diri sendiri dan memaksimalkan keuntungan orang lain. Apabila kita memberi perintah kepada orang lain, apakah itu tidak sopan? Bisa dilihat dari jenis kalimat terlebih dahulu. Ciri kalimat perintah menggunakan akhiran -lah dan diakhiri dengan tanda seru. Kalimat perintah menjadi larangan apabila diawali dengan “jangan”. Memberi perintah haruslah dengan tujuan yang jelas agar lawan tutur tidak salah paham juga tersinggung.

banner 336x280 banner 336x280

Baca Juga : Kesantunan Berbahasa dalam Tali Relasi

Misalkan kita mengujarkan perintah untuk mencuci tangan, bukan berarti kita merasa jijik atau sekedar formalitas. Namun, tujuan yang ingin dicapai adalah agar kebersihan tangan masyarakat selalu terjaga, di mana kita semua tahu segala yang kita pegang pasti kotor dan tidak ada yang tau kehiigienisannya. Dalam contoh lain terdapat kata “jangan”. “hei, jangan makan coklat itu!” apakah penutur tidak ingin coklat itu dimakan karena ia sudah mengincarnya? Atau bisa saja coklat itu sudah kadaluarsa. Ya, seperti itulah kalimat perintah dapat ditafsirkan berbeda apabila dilihat dari bentuk tulis. Kalimat lebih mudah dipahami apabila dilontarkan secara lisan, nada suara atau intonasi penutur dapat diatur sesuai tujuan kalimat.

“Pergilah dengan temanmu!”, kalimat disamping dapat diartikan menjadi beberapa tafsiran. Yang pertama kalimat perintah biasa untuk menyuruh pergi bersama teman. Yang kedua dapat dilihat seperti kalimat sindiran, karena lawan tutur selalu menceritakan temannya yang lain maka timbul lah kecemburuan. Sehingga dapat dibaca “Yasudah, pergi dengan temanmu yang itu saja!”. Yang ketiga, dapat diartikan sebagai saran. Karena lawan tutur tidak dapat mendampingi, maka menyarankan “kamu” untuk pergi dengan teman.

Telah dijelaskan dengan beberapa contoh diatas, bagaimana kalimat perintah dapat ditafsirkan. Bagaimana mengucapkannya? Ucapkan dengan nada dan volume suara yang tidak menekan dan tidak membentak. Upayakan untuk tidak melontarkan kalimat perintah kepada yang lebih tua, kecuali diimbuhi “tolong”. Kalimat perintah sering dipandang tegas dan menekan, padahal banyak jenis kalimat perintah yang ramah dan sopan.

Jangan lupa untuk selalu memperhatikan lawan bicara saat berbincang, tatap matanya dan jangan ditinggal bermain HP. Apabila ada keperluan mendesak, mintalah waktu untuk mengecek HP agar mereka merasa nyaman juga. Sebelum bicara dengan orang lain, ketahuilah latar belakang sosialnya agar kita bisa menjaga sampai mana kita bisa berucap. Bahasa santun artinya digunakan secara positif, tidak menyinggung perasaan orang lain dan tata bahasanya pun sesuai aturan.

“Tahap tertinggi dalam budaya moral adalah ketika menyadari bahwa kita seharusnya mengendalikan pikiran kita” – Charles Darwin

Baca Juga : Urgensi Kesantunan Berbahasa di Dunia Maya

Ditulis oleh : Eva Nur Arinda | Siswi SMAN 1 Kepanjen Jawa Timur

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280
Verified by MonsterInsights