Selanjutnya, Azyumardi menempuh karir di Lembaga Riset Kebudayaan Nasional (LRKN) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 1982 sampai 1983.
Ia masuk ke LRKN LIPI ini juga karena ajakan dari kawannya, Herman Hidayat, yang bekerja di LRKN LIPI.
Di birokrasi LIPI pun tidak terlalu ketat, sehingga Azyumardi masih bisa bekerja sebagai wartawan di Panjimas.
Akan tetapi, karena ada kekurangsesuaian pandangan dengan direktur LRKN, Dr. Alfian, Azyumardi memutuskan untuk keluar dari LRKN LIPI pada tahun 1983.
Dosen Filsafat di IAIN Jakarta (1985-1986)
Pada 1985, Azyumardi ditarik menjadi tenaga pengajar di Fakultas Tarbiyah, IAIN Jakarta.
Ia diminta mengajar mata kuliah Filsafat Barat. Penugasan mengajar mata kuliah ini tidak lain karena ia dianggap membaca banyak buku dan pemikiran filsafat, sejak pemikiran filsafat klasik, filsafat modern, strukturalisme, esksistensialisme, sampai pragmatisme.
Pada 1986, Azyumardi terpilih sebagai dosen muda IAIN Jakarta untuk melanjutkan pendidikan Pascasarjana di AS.
Rektor IAIN/UIN Jakarta (1998-2006)
Pada tahun 1995, Azyumardi kembali ke Indonesia dan langsung aktif sebagai dosen IAIN Jakarta setelah selesai studi doctoral di Universitas Oxford. ia pindah dari Fakultas Tarbiyah untuk mengajar Sejarah ke Fakultas Adab sesuai bidang ilmunya.
Rektor IAIN kala itu, Quraish Shihab meminta Azyumardi mengisi jabatan struktural kampus, sebagai pembantu Rektor I yang bertanggung jawab dalam bidang akademik.
Pada Februari 1997, Azyumardi resmi diangkat menjadi Pembantu Rektor I.
Setahun kemudian, Azyumardi dilantik menjadi Rektor IAIN Jakarta. Sejak saat itu, ia membuka Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah, Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syariah, hingga diresmikannya Fakultas Psikologi dan Dirasat Islamiyah yang bekerja sama dengan Al- Azhar, Mesir, untuk memperkuat program agama.
Republika (2004-2005)
Pada 2004, Azyumardi aktif menulis artikel kolom setiap Kamis untuk pembaca harian umum Republika.
Dari awal 2004 sampai 2005, Azyumardi telah menulis sekitar 50 artikel kolom dan dimuat dalam rubrik “Resonansi”. Tulisan-tulisan itulah yang kemudian dihimpun dan diterbitkan dengan judul Dari Harvard hingga Mekkah.
Direktur Pascasarjana UIN Jakarta (2007-2015)
Pada 2007, Azyumardi menjadi pimpinan Program Pascasarjana.
Ketua Dewan Pers
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (18/5/2022), Azyumardi Azra menjabat sebagai Ketua Dewan Pers periode 2022-2025.
Azyumardi mengatakan, banyak karyawan pers yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan tidak mendapat perlindungan.
Selain itu, Azyumardi menyebut, banyak jurnalis yang kerap dipaksa pensiun dini tanpa mendapat jaminan kesejahteraan.
Sementara itu, Azyumardi menjelaskan pihaknya akan mengupayakan kenaikan upah bagi jurnalis. Dia ingin menyadarkan perusahaan media untuk membuat karyawan pers lebih sejahtera.
Prestasi
Pada 28 September 2010, Azyumardi menerima penghargaan “the Commander of the British Empire (CBE Award)” yang diberikan oleh Ratu Elizabeth II.
Penghargaan ini diberikan karena Azyumardi dinilai berjasa dan memberikan kontribusi penting dalam membangun hubungan baik antar agama di tingkat internasional, khususnya antara Indonesia dengan Inggris.
Selain itu, Azyumardi mendapat penghargaan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture (SML) dari LIPI pada 23 Agustus 2017.
Kemudian, penghargaan “The Order of the Rising Sun: Gold and Silver Star” dari pemerintah Jepang pada 7 November 2017, yang disematkan langsung oleh Kaisar Akihito di Istana Imperial Tokyo.
Baca Juga : Kabar Duka, Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Wafat di Malaysia
(Jd/Red)