Pada tahun 1963, Azyumardi mengenyam bangku Sekolah Dasar di SD Negeri 01 Lubuk Alung.
Ia berangkat sekolah dengan berjalanan kaki, karena jarak rumah ke sekolah hanya ditempuh selama 10 menit saja.
Karena sudah pandai membaca, Azyumardi mudah untuk mempelajari hal-hal baru di sekolah.
Ia pun keranjingan meminjam buku di perpustakaan sekolah dan membawanya pulang untuk dibaca di rumah.
Buku kesukaan Azyumardi adalah “Salah Asuhan” karya Abdoel Moeis, “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk” karya Hamka, dan “Sekali Tepuk Tujuh Nyawa” karya Taguan Marjo.
Meski sebenarnya buku-buku tersebut bukan ditujukan untuk dibaca anak seusianya, namun cerita di dalamnya membuat kesadaran sosial muncul di dalam diri Azyumardi.
Sekolah menengah pertama
Pada 1969, Azyumardi melanjutkan pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Padang.
Di jenjang pendidikan ini, Azyumardi cukup cekatan, terutama di pelarajan Matematika. Karena kemahirannya di bidang pelaharan itu, Azyumardi mendapat gelar “Pak Karmiyus”.
Pak Karmiyus adalah guru Aljabar dan Ilmu Ukur (sekarang Matematika). Jika pak Karmiyus tidak hadir, maka teman-teman Azyumardi meminta bantuan kepada dirinya untuk menjelaskan mata pelajaran itu di depan kelas.
Pada 1975, Azyumardi mentas dari pendidikan sekolah menengahnya di PGAN. Ia pun melanjutkan pendidikannya di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hal ini didasarkaan pada pertimbangan, bahwa di kota metropolitan itu adalah tempat kosmopolit, dan kondusif untuk menghirup tradisi intelektual.
Kuliah
Semasa kuliah, Azyumardi pernah mengorganisasi kawan-kawan mahasiswa untuk melakukan demo terhadap pemerintahan Soeharto dalam sidang umum MPR tahun 1978.
Azyumardi menjadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Ciputat pada 1981-1982. Ia pun lulus kulih pada 1982.
Lancar dalam pendidikan, Azyumardi melanjutkan studi ke jenjang magister dengan meraih beasiswa S2 Fullbright di Universitas Colombia, New York, AS, dengan jurusan Sejarah.
Program magister itu ia rampungkan hanya dalam kurun waktu 2 tahun saja, dengan gelar MA, pada Departemen Bahasa-Bahasa dan Kebudayaan Timur Tengah (1988).
Pada 1989, Azyumardi mendapat gelar MA-nya yang kedua pada Universitas yang sama dalam bidang Sejarah melalui program Colombia University President Fellowship. Ditambah gelar M.phill (1999) dalam bidang Sejarah.
Akhirnya, dari jurusan Sejarah ini, Azyumardi memperoleh gelar Ph.D dan mengiikuti program post doctoral di Universitas Oxford selama satu tahun (1995-1996).
Rekam jejak karier
Ada sejumlah kiprah atau rekam jejak menarik yang dilakoni Azyumardi Azra semasa hidupnya.
Panji Masyarakat (1978-1986)
Awal mula Azyumardi bergabung dalam majalah Panji Masyarakat karena ajakan dari kawannya, Fachri Ali.
Di sini lah Azyumardi banyak membaca dan mengamati, guna mengembangkan kemampuan menulisnya.
Tak lama, Azyumardi pun menjadi wartawan Panji Masyarakat bersama Komaruddin Hidayat dan Iqbal Abdurauf Saimima.
Di Panji Masyarakat atau disingkat Panjimas, Azyumardi kebagian menyiapkan laporan terkait isu aktual, baik nasional maupun internasional.
Berkat Panjimas inilah ia dapat masuk ke lingkungan jurnalistik lebih luas, termasuk berhubungan dengan narasumber berita, dan terlatih melakukan wawancara.
LRKN LIPI (1982-1983)