Gerakan Pilih Kotak Kosong Muncul di Pilwali Surabaya

  • Bagikan
Gerakan Pilih Kotak Kosong Muncul di Pilwali Surabaya Surabaya-harianjatim.com. Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Surabaya Maju melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, Minggu, Aksi turun jalan itu sebagai bentuk protes sekaligus mengkampanyekan untuk memenangkan kotak kosong. Mereka menilai calon tunggal pada Pilwali tahun ini menjadi cerminan proses buruknya demokrasi dan Pilkada Surabaya 2024. ”Hari ini Surabaya bergerak, mendeklarasikan diri untuk memenangkan kotak kosong dalam Pilkada 2024 ini,” kata salah satu orator saat aksi berlangsung, sebagaimana dikutip dari akun Yootube Liputan6. Koordinator aksi Yanto menilai, Pilkada 2024 menjadi pemilihan demokrasi terpuruk dari perjalanan demokrasi tahun-tahun sebelimnya. "Ini proses demokrasi yang paling memalukan yang pernah terjadi di Kota Surabaya. Surabaya ini kota besar, kenapa tidak ada satu calon pun yang ada di kota Surabaya selain petahana," katanya. Menurutnya, dengan adanya calon tunggal dikhawatirkan akan berdampak negative kedepan. Salah satunya lemahnya fungsi kontrol yang dilakukan oleh legislatif. ”Yang kami khawatirkan nanti, fungsi kontrol dari anggota legisltaif sangat mandul sekali terhadap kebijkan-kebijkan pemerintah kota, itu yang kami seasalkan, makanya kita mengkamapenya bumbung kosong sehingga nanti ada perlawanan,” jelas dia. “Apabila nanti bumbung kosong ditakdirkan oleh tuhan untuk menang, maka akan dihendel pemerintah pusat atau pemerintah provinsi, dan itu lebih baik daripada mempertahankan petahanan yang didukung oleh partai di perlmen tapi anantinya berujung pada kemerosotan, baik APBD, baik kebijkan yang lain yang pro rakyat, dan tidak terkontrol sama sekali,” uajr dia. Ketua KPU Kota Surabaya Soeprayitno mengaku menerima semua aspirasi dari Aliansi Surabaya Maju. "Pada prinsipnya aksi dari teman-teman aliansi Surabaya Maju itu juga merupakan aspirasi politik mereka, sekaligus bentuk kontrol politik dari mereka. Saat Aliansi ini datang kami pun menerima dalam rangka mendengar langsung seperti apa aspirasi politik mereka," ucapnya. Menurutnya, sesuai aturan kemungkinan besar Pilawali Surabaya akan diikuti satu pasangan calon sesuai pasangan bakal calon yang telah mendaftar. ”Jadi pada tangal 28 Agustus tedpat 1 bakal pasangan calon yang diudusng dan didukung keseluruhan, 18 parpool di Surabaya, dengan demikian berlandaskan regulasi dan logika politik, maka bisa dibilang tidak adak lagi bakal pasangan calon yang akan mendaftar, seperti itu,” jelas pria yang akrap disapa Nano itu. Untuk diketahui, Eri Cahyadi-Armuji resmi mendaftar sebagai pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya ke Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya, Rabu (28/8/2024). Keduanya merupakan kader PDIP. Calon petahana ini diusung dan didukung 18 partai politik, yakni 10 partai parlemen diantaranya PDIP, PKB, Demokrat, PKS, PAN, PPP, Gerindra, Golkar, NasDem dan PSI. Selain itu juga didukung 8 partai non parlemen, yakni Perindo, Garuda, Ummat, PBB, Gelora, Partai Buruh, Hanura dan PKN.
Gerakan Pilih Kotak Kosong Muncul di Pilwali Surabaya (foto: tangkap layar)

Reporter: harianjatim.com

Surabaya-harianjatim.com. Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Surabaya Maju melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, Minggu,

Aksi turun jalan itu sebagai bentuk protes sekaligus mengkampanyekan untuk memenangkan kotak kosong. Mereka menilai calon tunggal pada Pilwali tahun ini menjadi cerminan proses buruknya demokrasi dan Pilkada Surabaya 2024.

”Hari ini Surabaya bergerak, mendeklarasikan diri untuk memenangkan kotak kosong dalam Pilkada 2024 ini,” kata salah satu orator saat aksi berlangsung, sebagaimana dikutip dari akun Yuotube Liputan6, Senin,

Koordinator aksi Yanto menilai, Pilkada 2024 menjadi pemilihan demokrasi terpuruk dari perjalanan demokrasi tahun-tahun sebelumnya.

“Ini proses demokrasi yang paling memalukan yang pernah terjadi di Kota Surabaya. Surabaya ini kota besar, kenapa tidak ada satu calon pun yang ada di kota Surabaya selain petahana,” katanya.

Baca Juga :  Disperindag Pamekasan Gelar Pelatihan Pelaporan Pajak Cukai dan SIINas 2024 untuk Pelaku IHT

Menurutnya, dengan adanya calon tunggal dikhawatirkan akan berdampak negative kedepan. Salah satunya lemahnya fungsi kontrol yang dilakukan oleh legislatif. 

”Yang kami khawatirkan nanti, fungsi kontrol dari anggota legisltaif sangat mandul sekali terhadap kebijkan-kebijkan pemerintah kota, itu yang kami seasalkan, makanya kita mengkamapenya bumbung kosong sehingga nanti ada perlawanan,” jelas dia.

“Apabila nanti bumbung kosong ditakdirkan oleh tuhan untuk menang, maka akan dihendel pemerintah pusat atau pemerintah provinsi, dan itu lebih baik daripada mempertahankan petahanan yang didukung oleh partai di perlmen tapi anantinya berujung pada kemerosotan, baik APBD, baik kebijkan yang lain yang pro rakyat, dan tidak terkontrol sama sekali,” uajr dia.

Baca Juga :  Polres Sumenep Pecat Satu Polisi Imbas Terlibat Penyalahgunaan Narkoba

Ketua KPU Kota Surabaya Soeprayitno mengaku menerima semua aspirasi dari Aliansi Surabaya Maju.

“Pada prinsipnya aksi dari teman-teman aliansi Surabaya Maju itu juga merupakan aspirasi politik mereka, sekaligus bentuk kontrol politik dari mereka. Saat Aliansi ini datang kami pun menerima dalam rangka mendengar langsung seperti apa aspirasi politik mereka,” ucapnya.

Menurutnya, sesuai aturan kemungkinan besar Pilawali Surabaya akan diikuti satu pasangan calon sesuai pasangan bakal calon yang telah mendaftar.

”Jadi pada tangal 28 Agustus tedpat 1 bakal pasangan calon yang diudusng dan didukung keseluruhan, 18 parpool di Surabaya, dengan demikian berlandaskan regulasi dan logika politik, maka bisa dibilang tidak adak lagi bakal pasangan calon yang akan mendaftar, seperti itu,” jelas pria yang akrap disapa Nano itu.

Baca Juga :  Jalan Poros Daandung-Kangayan Mulus, Bupati Sumenep Fokus Tuntaskan 100 Persen di Awal Tahun

Untuk diketahui, Eri Cahyadi-Armuji resmi mendaftar sebagai pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya ke Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya, Rabu (28/8/2024). Keduanya merupakan kader PDIP.

Calon petahana ini diusung dan didukung 18 partai politik, yakni 10 partai parlemen diantaranya PDIP, PKB, Demokrat, PKS, PAN, PPP, Gerindra, Golkar, NasDem dan PSI. Selain itu juga didukung 8 partai non parlemen, yakni Perindo, Garuda, Ummat, PBB, Gelora, Partai Buruh, Hanura dan PKN.


Simak berita terbaru dan kabar terbaru melalui Google News harianjatim.comAtau melalui aplikasi HarianjatimCom.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280
Verified by MonsterInsights
Solar low intensity aviation light.