Reporter: Andi Eka Prayono
Surabaya-harianjatim.com. Ali Azhar Damarrosydi, yang lebih dikenal dengan nama Ali Azhar D, adalah seorang konten kreator asal Surabaya yang belakangan ini menarik perhatian publik. Ali, yang saat ini masih menempuh pendidikan di Universitas Ciputra Surabaya jurusan Ilmu Komunikasi, berbagi kisah kegagalannya dalam ajang duta wisata Cak dan Ning Kota Surabaya tahun 2024.
“Iya, kemarin saya gagal lolos di tahap penyisihan 2 di Cak dan Ning Surabaya,” ujar Ali. “Mungkin belum rejeki kali ya saya masuk ke paguyuban,” tambahnya dengan nada optimis.
Ali, yang merupakan alumni pesantren Amanatul Ummah Surabaya, menceritakan pengalamannya selama di pesantren. “Aku kan aslinya anak pesantren di Amanatul Ummah Surabaya dari Mts sampai MA saya mondok di situ, cuma yang MA-nya aja ini ikut program akselerasi 2 tahun. Jadi, saya mondok saat Mts 3 tahun, lalu MA 2 tahun,” jelasnya.
Setelah lulus dari pesantren, Ali mulai mengeksplorasi kota kelahirannya, Surabaya. “Dari saya di pesantren itu kan saya jarang keluar, jadi saat lulus ini baru saya mengexplore kota kelahiranku ini (Surabaya),” kata Ali.
Selain aktif sebagai konten kreator, Ali juga berprestasi di bidang akademik. “Saya waktu itu dapat penghargaan karena kredit point saya tinggi dengan kategori Student with The Most Credit Point 2022. Alhamdulillah saya menang, kalau perasaan ya biasa aja sih,” ungkapnya.
Baru-baru ini, Ali juga menerima penghargaan dari Prof. Dr. Burhan Bungin, M.Si., Ph.D., CIQaR, CIQnR, CIMMR. pada acara Fikomrade’s Day Commchella tahun 2024 dengan kategori In Recognition of being The Most Viewed Campaign Video in Intercultural Communication. “Kalau soal harapan sih, semoga ke depannya saya semakin tekun dan lebih teliti dalam melakukan hal apapun itu,” kata Ali.
Ali juga saat ini memiliki proyek menjadi BTS (Behind the Scene) dalam film “Spiral” yang disutradarai oleh kakak tingkatnya, Rosihan Amril Farouqi. “Saya diberi proyek oleh kakak tingkat saya untuk jadi BTS, saya dibantu juga oleh dosen saya yaitu Bang Roland dari segi apapun,” jelasnya.
Ali memiliki tujuan mulia dalam membuat konten sejarah. “Saya ingin buat konten sejarah itu karena ingin mengedukasi masyarakat Surabaya tentang sejarah kotanya, atau mungkin bisa dijadikan referensi,” ujarnya.
Untuk mempelajari sejarah kota Surabaya, Ali menggunakan tiga sumber utama: Surabaya Sightseeing and City Tour, buku “Soerabia Tempo Doloe” karya Dukut Imam Widodo, dan cerita dari juru kunci atau masyarakat setempat.
“Alhamdulillah kontenku lumayan FYP sih,” kata Ali dengan senyum.
Meskipun gagal lolos Cak dan Ning Kota Surabaya, Ali tetap optimis dan bertekad untuk membanggakan kota kelahirannya melalui berbagai cara. “Harapannya semoga masyarakat yang belum teredukasi terkait sejarah kota Surabaya, dengan adanya kontenku semoga bisa jadi lebih mengerti. Itu saja sih,” tutup Ali.
Dengan semangat dan dedikasinya, Ali Azhar D terus berusaha memberikan kontribusi positif bagi kota Surabaya melalui konten-konten edukatif yang ia buat.
Simak berita terbaru dan kabar terbaru melalui Google News harianjatim.com. atau download App HarianjatimCom.
(kon/red)