Iran dan Perannya dalam Dunia Islam dan Politik Global

  • Bagikan

Oleh: Ponirin Mika
Ketua Lakpesdam MWCNU Paiton dan Anggota Community of Critical Social Research Probolinggo

Iran adalah salah satu pusat peradaban tertua di dunia, sekaligus negeri yang sejak berabad-abad lalu melahirkan banyak pemikir dan ulama berpengaruh. Dalam sejarah Islam, Iran tak hanya menjadi simbol keteguhan beragama, tetapi juga pusat keilmuan dan intelektualitas. Nama-nama seperti Ibnu Sina dan Al-Ghazali hingga pemikir modern seperti Murtadha Muthahhari dan Ali Shariati tumbuh dari tanah ini, membawa warisan pengetahuan yang tetap relevan hingga hari ini.

banner 336x280 banner 336x280

Selain kekayaan peradaban dan intelektualnya, Iran juga menorehkan banyak kontribusi dalam seni, sastra, arsitektur, hingga pengembangan sains dan teknologi. Semua ini menjadikan Iran bukan hanya sebagai pusat keilmuan Islam, melainkan salah satu aktor utama dalam sejarah dan perkembangan peradaban global.

Di ranah politik, Iran tampil sebagai kekuatan berpengaruh di Timur Tengah. Sikapnya yang mandiri dan berani melawan dominasi asing membuatnya memiliki posisi tersendiri di mata dunia. Meski berulang kali menghadapi tekanan dan sanksi internasional, Iran tetap bertahan dan bahkan memperkuat peran regionalnya. Melalui strategi politik luar negeri dan jaringan proksi di sejumlah negara seperti Irak, Suriah, dan Libanon, Iran mampu memperluas pengaruhnya dan menjadi salah satu penentu arah konflik dan stabilitas kawasan.

Namun, peran proksi ini bukan tanpa kontroversi. Dukungan Iran terhadap gerakan perlawanan di kawasan kerap dipandang sebagai faktor pemicu ketegangan baru, memperpanjang konflik, dan mempersulit tercapainya perdamaian. Sebagai negara besar di kawasan, Iran pun terjebak dalam rivalitas lama dan kompleks dengan Israel. Perseteruan ini lebih dari sekadar soal politik; di dalamnya terkandung ideologi, sejarah permusuhan, dan pertaruhan pengaruh global.

Israel memandang Iran sebagai ancaman utama keamanannya, sementara Iran secara terbuka menolak pengakuan terhadap Israel dan mendukung perjuangan Palestina. Ketegangan di antara keduanya menjadi salah satu episentrum konflik di Timur Tengah sekaligus isu panas dalam percaturan politik internasional. Kondisi ini membuat jalan menuju dialog dan rekonsiliasi sangat terjal, meski banyak pihak tetap menaruh harapan agar di masa depan ada peluang untuk meredakan permusuhan dan mencari jalan tengah.

Di sisi lain, di mata banyak negara berkembang, Iran sering dilihat sebagai contoh bangsa berdaulat yang mampu menentukan jalannya sendiri. Dalam bidang teknologi dan sains, Iran bahkan mencatat kemajuan signifikan, termasuk dalam program nuklirnya. Semua ini menunjukkan bahwa Iran berupaya tampil sebagai kekuatan berwawasan ke depan dan percaya diri menghadapi perubahan zaman.

Pada akhirnya, Iran adalah negeri dengan banyak wajah. Ia adalah pusat keilmuan Islam, aktor geopolitik berpengaruh, sekaligus simbol perlawanan terhadap dominasi asing. Masa depan Iran bergantung pada kemampuannya menyeimbangkan dua peran ini — sebagai pembawa nilai peradaban dan sebagai kekuatan politik di kawasan. Dengan membuka lebih banyak ruang dialog dan kompromi, Iran berpeluang memperkuat posisinya sebagai jembatan peradaban dan penyeimbang kekuatan global.

Semoga di masa mendatang, Iran bisa berkontribusi lebih besar dalam menciptakan stabilitas dan kesejahteraan di kawasan maupun dunia. Dan semoga dunia mampu melihat Iran secara lebih utuh — bukan hanya sebagai aktor politik yang tangguh, tetapi juga sebagai negeri yang kaya akan sejarah, ilmu, dan peradaban.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280
Verified by MonsterInsights