MUI Jatim Enggan Tanggapi Rekomendasi Ijtima’ Ulama Tentang Rekomendasi Prabowo Sebagai Presiden

  • Bagikan

Menanggapi putusan Ijtimak Ulama yang merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim menegaskan jika ulama Jatim tak terlibat politik praktis.

“Wah kalau itu memang MUI tidak ikut politik praktis, saya tidak mau menjawab. Saya kalau menjawab ini nanti jangan-jangan bisa keliru,” ujar Ketua MUI Jatim KH. Abdusshomad Bukhori saat dihubungi detikcom di Surabaya, Kamis (2/8/2018).

banner 336x280 banner 336x280

Namun Abdusshomad mengatakan jika melihat perkembangan politik di Indonesia, boleh saja ulama mendukung. Karena memang sah-sah saja jika seseorang ingin jadi pemimpin.

Tetapi Abdusshomad kembali menegaskan jika harus berhati-hati dalam menggunakan istilah kelompok ulama. Karena kelompok ulama tidak hanya ada satu di Indonesia tetapi banyak macamnya. Sedangkan yang melakukan Ijtimak Ulama mendukung Prabowo Presiden yakni Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Utama (GNPF-U).

“Indonesia itu kan perkembangan politik yaitu boleh-boleh saja (mendukung), memang partai itu banyak jumlahnya. Nah, orang jadi pemimpin itu ya sah-sah saja, siapa yang mau jadi pemimpin. Lah tapi istilah agama itu sebenarnya ya semua orang banyak bicara agama, itu tidak hanya satu kelompok, bisa juga partai A, partai B, kelompok A kelompok B, C dan D,” lanjutnya.

Karena bagi Abdusshomad, di Indonesia definisi ulama juga cukup kompleks. Entah ulama itu merupakan orang yang mengerti ilmu agama, atau yang memiliki kepribadian baik. Namun baginya, kata ulama diambil dari kata alim yang berarti orang yang mengerti.

“Kalau itu mereka kelompok ulama itu kan definisinya di Indonesia juga sulit. Ulama itu apa orang ahli agama atau orang yang kelakuannya baik memberikan contoh. Ulama itu kan jamak dari alim itu orang yang ngerti atau orang yang tahu,” paparnya.

Saat ditanya tanggapannya atas dukungan ulama yang tergabung dalam GNPF kepada Prabowo, Abdusshomad enggan menanggapi meski dia juga sudah memiliki sikap. Tetapi Abdusshomad mengatakan di Indonesia masih terjaga kondusifitasnya.

“Sebenarnya saya bisa menjawab itu, tapi ndak perlu. Itu biar dijawab sama orang-orang yang terlibat politik praktis. Kan aku ndak perlu. Jadi ya sudah gitu, tapi ini suasananya masih normal-normal saja. Malah nikmat mendengar dinamika itu, toh nanti pada akhirnya yang menang hanya satu,” imbuhnya.

Kendati masih kondusif, namun Kiai Somad mengatakan MUI harus memahami politik. Tetapi tidak boleh terlibat politik praktis.

“Tapi memang kita berharap suasana kondusif, tapi memang Indonesia ya orang harus ngerti politik, bahwa MUI juga harus paham politik, ngerti politik tapi tidak praktis,” pungkasnya. (det/maz)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280
Verified by MonsterInsights
Terima audiensi crec, bp batam buka sejumlah peluang investasi. Tarif travel juanda surabaya.