HarianJatim.com Ponorogo
Aparat Kepolisian Resot Ponorogo Jawa Timur menilang 1.075 dan ini menurun di banding tahun 2019. Pada tahun 2019 Kepolisian Resort Ponorogo menilang 2.352.
Untuk operasi semeru pada 2020 dilaksanakan berbeda dengan operasi semeru 2019, karena pada tahun 2020 ada pandemi Covid-19.
Menurut Kasat Lantas Polres Ponorogo AKP. Indra Wibowo,S.I.K.,M.M,” Untuk pelanggaran kali ini turun drastis sekitar limapuluh persen penurunannya ya karena situasi. Ya tetap ada tapi tidak sebanyak yang kemarin (tahun 2019). Dan untuk kali ini di masa pandemi kami lebih mengarah ke teknis. Kalau yang biasanya itu bagaimana kita mengumpulkan yang sebanyak-banyaknya pelanggaran. Kalau sekarang ini lebih kita saring yang hanya kasap mata yang menjadi prioritas pelanggaran yang menyebabkan fatalitas korban laka lantas seperti tidak pakai helm, bonceng tiga dan kemudian melanggar lampu merah dan itu yang kita prioritaskan Mas. Jadi tidak semua kita berhentikan itu tidak dan lebih fleksibel. Contoh masyarakat yang kendaraannya lengkap dia pakai helm, simnya bawa tapi dompetnya ketinggalan karena STNK nya didalamnya, paking kita suruh ambil STNK nya dan paling hanya kita beri teguran secara lisan untuk tidak mengulangi”. Terang Kasat Lantas.
Indra Wibowo juga menambahkan,”Kalau jumlah Laka Lantas sendiri ini sedikit ada peningkatan di bandingkan tahun 2019 kemarin. Untuk tahun 2019 kemarin ada delapan kejadian kasus dan untuk di tahun 2020 ini ada empat belas kejadian. Cuma secara kuantitas meningkat, nnamun secara kualitas menurun. Jumlah yang meninggal dunia tahun lalu ada dua orang dan di tahun ini ada satu orang. Dan secara presentase kegiatan memang bebrbeda. Kalau tahun-tahun sebelumnya operasi patuh itu sepuluh-sepuluh delapan puluh. Jadi sepuluh persennya itu kegiatan preentif, sepuluh persennya prefentif dan delapanpuluh persennya represif. Jadi full bener-bener penindakan yang intinya untuk memberikan efek jera kepada masyarakat yang melanggar”. Jelas indra
Lebih lanjut Kasat Lantas juga menegaskan,”Untuk tahun ini dari kami hanya menerapkan empat puluh-emlat puluh dua puluh. Empatpuluh persen kegiatan preentif, empatpuluh persen kegiatan prefentif dan hanya duapuluh persennya refresifnya. Jadi yang kita kedepankan kegiatan edukasi kepada masyarakat tentang tertib berlalu lintas. Tentunya lebih menyadarkan masyarakat betapa pentingnya tertib berlalu lintas. Ya harapannya dengan adanya operasi patuh, kesadaran masyarakat tentang tertib berlalu lintas semangin meningkat dan kemudian pelanggaran bisa kita turunkan dan secara otomatis angka laka lantas bisa kita tekan”. Jelas Indra. (Mak)