Reporter : Junaidi
Harianjatim.com – “Somber Raja” bagi masyarakat yang tinggal di Kecamatan Ganding, Sumenep, Madura, Jawa Timur cukup familiar. Karena sumber tersebut dikenal dengan mata air yang tidak pernah surut meski musim kemarau panjang.
Secara giografis, “Somber Raja” berada di Desa Rombiya Timur. Rombiya Timur sendiri terdapat enam dusun, yakni Dusun Klampok Barat I, Dusun Klampok Barat II, Dusun Klampok Timur, Dusun Raas Barat, Dusun Raas Timur dan Dusun Daja Lorong.
Sumber ini terletak di Dusun Daja Lorong, masyarakat lumrah menyebut dengan nama “Somber Rajah” yang kalau diartikan dalam bahasa Indonesia Sumber yang besar.
Bukan hanya namanya yang besar, melainkan sumber itu memiliki luas yang lumayan besar dibandingkan dengan sumber mata air di desa Rombiya Timur, luasnya mencapai sekitar 4×10 meter. Sejak dulu, sumber tersebut dibagi menjadi dua bagian dengan batas tembok disisi tengah.
Tembok membentang kokoh dengan ketinggian sekitar 3 meter juga mengelilingi sumber mata air tersebut. Penyekatan itu difungsikan sebagai tempat pemandian antara laki-laki dan perempuan.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak sangat gemar mandi di sumber tersebut. Selain airnya yang sangat jernih dan tidak berlumut meski musim kemarau. Tempat pemandian itu menjadi idaman anak-anak karena bisa dibilanh dangkal, yakini hanya memiliki kedalaman sekitar setengah meter.
“Tidak hanya orang dewasa, anak-anak sangat gemar mandi disini,” kata Sukri salah satu tokoh pemuda Desa Rombiya Timur.
Lokasinya cukup mudah dijangkau karena hanya masuk sekitar 20 meter dari jalan utama dan bisa dilalui dengan kendaraan roda empat hingga roda enam.
Sukri mengatakan, air yang jernih itu mengalir deras dari arah bukit selatan sumber tersebut. Aliran airnya tidak pernah surut meski kebanyakan sumeber mata air disekitar mati saat musim kemarau panjang tiba.
Dalam kondisi kesulitan untuk mendapatkan air, warga datang ke sumber itu untuk memenuhi kebutuhan, baik hanya sekedar mandi, nyuci dan kebutuhan yang lain. “Air itu juga dimanfaatkan oleh warga dari luar Desa Rombiya Timur,” jelasnya.
Kaerena dijadikan sebagai tempat pemandian, sumber mata air itu dilengkapi tempat ibadah berupa musholla. Ukurannya lumayan besar, hingga bisa menampung antar 20-30 jemaah.
Selain dimanfaatkan sebagai tempat pemandian lanjut Sukri, warga memanfaatkan untuk pengairan persawahan untuk pertanian. “Air ini mengalir ke sawah warga hingga sekitar 3 Km ke utara dengan luas area mencapai hektaran,” jelas Sukri.
Baca Juga :
- Transformasi Inspiratif! Mahasiswa KKN-Kolaboratif UTM Ubah Bangunan Terbengkalai di Desa Puntukdoro Jadi Taman Literasi Ramah Anak
- Peduli Literasi dan Tingkatkan Minat Baca Siswa, Mobil Pintar UPA Perpustakaan UTM Kunjungi SDN Ba’engas 1
- Kerawanan Pangan di Nusa Tenggara Timur
- Samauddin Nyatakan Siap Maju Sebagai Calon Ketua PWI Sumenep
- Dilantik Menjadi Pengurus HIPMI Jatim, ini Harapan Intan dan Ketua HIPMI Probolinggo
(Jd/Wait)