Reporter: harianjatim
Sumenep-harianjatim.com. Anggota komisi IV DPRD Akhmad Jazuli mengingatkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur untuk serius melakukan regrouping sekolah minim siswa. Hal itu dilakukan agar efektifitas dan efiesien bisa dalam pengelolaan pendidikan oleh pemerintah.
Sebab, menurut politisi Partai Demokrat itu di Kabupaten ujung Timur Pulau Madura itu banyak sekolah yang sudah minim siswa. Bahkan, ada yang tidak memiliki siswa baru di tahun ajaran 2023 -2024. Itu lantaran keberadaan sekolah SDN banyak yang sudah kalah bersaing dengan lembaga swasta, MI yang didirikan oleh yayasan.
”Memang cukup banyak SDN yang sudah tidak memiliki siswa baru, dan ada juga yang siswanya sangat minim. Makanya, penggabungan sekolah tersebut tentu saja sangat mendesak. Dan, kami sudah sering menyuarakan hal tersebut,” kata Jazuli.
Dia menuturkan, penggabungan sekolah bisa dilakukan dengan lembaga terdekat. Alasannya, guru yang ada bisa dipindah ke tempat lain yang dianggap membutuhkan. Apalagi, Sumenep masih kekurangan guru. ”Disamping itu, kan juga bisa melakukan efisiensi dalam penggunaan anggaran pendidikan. Itu juga penting untuk diperhatikan,” ungkapnya.
Politisi asal Kecamatan Ganding itu mengungkapkan, kekurangan siswa itu sepertinya tak hanya terjadi di satu kecamatan, juga menyebar di beberapa tempat. Ada di Kecamatan Rubaru, Batu Putih, Lenteng dan kecamatan lainnya. ”Ini hendaknya diinventrisis secara rapi, agar bisa segera dilakukan regrouping secara matang,” tuturnya.
Sebenarnya, terang dia, pihaknya sudah berupaya maksimal untuk terus mendesak disdik melakukan regrouping. Bahkan, dalam pansus LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban) bupati Sumenep juga sudah disampaikan untuk segera dilakukan regrouping.
”Intinya, apabila memang sudah memungkinkan maka tahun ini bisa langsung dilakukan regrouping. Kami anggap itu sangat penting dan mendesak,” jelas dia.
Ikuti informasi terkini melalui harianjatim.com.
(red)