Reporter: Ahmad Zainul Khofi
Probolinggo.HarianJatim.com – Di tengah konflik peperangan antara Israel dan Palestina yang mendunia, berbagai respon muncul ke permukaan, baik yang bernada pro atau kontra terhadap salah satu kubu. Konflik memanas, di momentum itu, gencatan senjata terus dilanggengkan oleh Zionis Israel terhadap Palestina, sehingga harus menumbangkan ribuan nyawa rakyat Gaza yang tak bersalah. Hal itu mengguncang emosional umat manusia yang sadar dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan, status genosida mulai dicapkan kepada Israel, suara-suara soal kemanusiaan nyaring disiarkan melalui media sosial sampai aksi pembelaan oleh sejumlah kelompok dilaksanakan.
Puisi bisa sekuat besi. Selain bersuara melalui mulut senjata, sebagian kelompok juga memilih cara yang lunak, mereka menyelipkan puisi sebagai bagian dari upaya perjuangan dan pembelaan. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Gus Muhammad Al-Fayyadl, sosok intelektual muda nahdliyin, yang melalui karya-karyanya beliau telah memberikan sumbangan yang amat berharga dalam khazanah intelektual kita, ketokohannya dikenal luas di kalangan pemikir dan pegiat filsafat.
Gus Fayyadl, panggilan kerabnya, di tanggal 12 November 2023, membacakan puisi ciptaannya yang berjudul “Jika Kau…” Puisi tersebut mengungkapkan keprihatinan dan kepedulian Gus Fayyadl terhadap korban kekejaman di Gaza yang terus berlanjut. “Puisi ini untuk dimanapun saudara-saudaraku berada,” dawuh beliau dalam videonya, menunjukkan ke mana arah puisi itu berlabuh.
Berikut puisi lengkap yang ditulis dan dibacakan Gus Fayyadl:
بسم الله الرحمن الرحيم
JIKA KAU…
Jika kau pernah lelah, maka Gaza lebih lelah.
Jika kau pernah sakit, maka Gaza lebih sakit.
Jika kau pernah terluka, maka Gaza lebih terluka.
Jika kau pernah sedih, maka Gaza lebih sedih dan menyedihkan.
Jika kau pernah sekarat, maka Gaza lebih sekarat. Ribuan anak dan pasien bersahabat dengan maut.
Jika kau pernah menangis, maka Gaza tak pernah menghitung berapa kali menangis.
Namun, jika kau pernah sabar dan tabah, Gaza lebih sabar dan tabah.
Jika kau pernah gigih berjuang, Gaza lebih gigih berjuang. Merebut kemerdekaannya yang hilang.
Jika kau pernah bahagia, Gaza lebih berbahagia. Ribuan syuhada tersenyum, bertabur aroma wangi Surga.
Jika kau pernah tegak dengan dua kaki merdeka, Gaza tegak dengan penuh martabat dan kehormatan dengan jiwa dan pikiran merdeka.
Jangan kau anggap penderitaanmu adalah yang paling nestapa. Di sana, di Gaza, mereka lebih nestapa.
Jangan juga kau anggap kelebihanmu adalah segalanya. Andai engkau diuji seperti rakyat Gaza, engkau belum tentu kuat dan tabah sedemikian rupa.
Mereka demikian karena iman di dada.
Keteguhan iman kepada Yang Maha Kuasa menjadikan derita dunia tak bernilai apa-apa.
Menangislah untuk Gaza.
Berdoalah untuk Gaza.
Bergeraklah untuk Gaza.
Untuk Palestina merdeka.
Untuk dunia yang lebih bahagia.
Jadikan ini luka terakhir umat manusia.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد
كما صليت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم
وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد
كما باركت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم في العالمين انك حميد مجيد
M.A.F.
Probolinggo, Indonesia, 12 November 2023
Editor: Ponirin Mika