Usai Minta Maaf, Muncul Seruan Pecat Oknum Perangkat Desa yang Hina KH. Warits Ilyas

  • Bagikan
Pemilik Akun TikTok yang Hina Kiai Annuqayah Oknum Perangkat Desa Sumenep-harianjatim.com. Pemilik akun TikTok yang dinilai menghina salah satu masyayikh Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur merupakan oknum perangkat desa. Informasi yang berhasil dihimpun media ini, pemilik akun TikTok @Bakri Koncehp atau Mohammad Bakri telah diamankan dan dilakukan mediasi yang dilakukan di Polres Sumenep. "Sejak tadi malam pemilik akun itu ada di Polres Sumenep. Kabarnya dia adalah perangkat desa," kata Alumni Annuqayah, Syafrawi. Pemilik akun yang diketahui salah satu warga Desa Lalangon, Kecamatan Ganding itu diduga menfitnah atau menghina almarhum kiai A. Warits Ilyas di kolom komentar tiktok @Sumenep Manyala. "K waris deddi dpri ollena pesse perak ebeddei tibik bde jau sama pak said ollena deddi dpri eduum (K. Waris [alm] jadi DPRI [DPR RI] dapat uang untuk dirinya sendiri, beda jauh dengan Pak Said [Said Abdullah] jadi DPRI [DPR RI] deberikan [pada orang lain])," komentar Mohamad Bakri melalui akun tiktoknya. Sebelum diamankan kata Syafrawi, alumni Annuqayah sempat mendatangi rumah Kepala Desa Lalangon dan rumah pemilik akun. Setelah itu, pemilik akun dibawa ke Polres Sumenep. "Tadi malam dihadapan alumni, pemilik akun itu sudah minta maaf dan tidak akan mengulangi kembali perbuatannya," jelas Syafrawi yang juga Ketua PERADI Madura Raya itu. Setelah melalui proses, Pemilik TikTok juga akan meminta maaf kepada keluarga besar masyayikh Annuqayah Guluk-Guluk. "Hari ini akan ke Kediaman KH. Ali Fikri Guluk-Guluk untuk minta maaf," ujar Syafrawi. KH. Ali Fikri putra KH. Waris Ilyas menyikapi persoalan tersebut dengan penuh kerendahan hati. Beliau mengapresiasi atas solidaritas yang dilakukan oleh alumni. Bahkan Kiai yang akrab disapa Mas Kiai tidak berniat melaporkan kasus pelaku secara pribadi. Beliau membuka diri apabila pemilik akun bersedia datang ke kediamannya untuk meminta maaf. “Saya harap kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Yang terpenting adalah memberikan efek jera agar tidak asal berkomentar di media sosial,” ujar Kiai Fikri. Ia juga berpesan kepada para alumni Annuqayah untuk tetap menunjukkan kelas mereka sebagai santri yang terpelajar dan bermoral tinggi. “Masyarakat akan respek dan hormat kepada kita, jika kita menunjukkan akhlak yang baik,” pesan KH. Fikri. Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti mengaku masih akan mengkroscek terhadap peristiwa tersebut. "Saya cek," jawab singkat saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya.
Pemilik akun TikTok @Bakri Koncehp saat digelandang ke dalam ruangan di Polres Sumenep. (foto: screenshot/ist).

Reporter: harianjatim

Sumenep-harianjatim.com. Pelaku dugaan penghinaan terhadap almarhum KH. A Warits Ilyas pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur belum sepenuhnya selesai.

banner 336x280 banner 336x280

Meski pelaku telah minta maaf dan dimaafkan, namun baru-baru ini muncul seruan pelaku diminta untuk dilakukan pemecatan sebagai perangkat desa.

Sebab, oknum tersebut dinilai tidak layak mengemban amanah di desa, sebab tidak bisa dijadikan suri tauladan bagi warganya.

“Menghina kiai atau ulama adalah tindakan yang bisa diindikasikan tidak etis dan tidak mencerminkan budaya orang-orang Madura yang sangat menghormati seorang Kiai,” kata salah satu tokoh Desa Lalangon, Kecamatan Manding, Asmuni.

Dikatakan, kiai bagi warga Madura merupakan simbol keagamaan, yang kehormatannya harus dibela dihormati bukan dilecehkan.

“Kalau sudah tidak hormat kepada Kyai tidak layak untuk dijadikan perangkat desa, yang seharusnya menjadi tauladan bagi masyarakatknya,” jelas dia.

Oleh sebab itu pihaknya mendesak kepala desa untuk memecat perangkat desa tersebut.

“Sudah dimaafkan oleh Kiai, tapi etis kan tidak baik. Makanya, kami minta untuk diganti atau dipecat. Biar tidak merusak generasi muda,” pinata dia.

Kepala Desa Lalangon Lilik Indarwati menjelaskan jika kasus itu sudah selesai, karena perangkat desa tersebut sudah meminta maaf kepada Kiai Muhammad Ali Fikri selaku puteta dari KH. A Warits Ilyas.

“Beliau sudah memaafkan, masak kita tidak memaafkan,” katanya melalui sambungan telepon WA oleh media.

Dia menegaskan, pihaknya tidak akan memberikan sanksi pemecatan bagi perangkat desa tersebut. Namun, apabila mengulangi lagi pasti akan tegas untuk memberhentikannya.

“Bukan tidak ditegur, sudah tegur dengan keras. Tapi, untuk saat ini tidak dipecat, tapi kalau diulangi, akan kami pecat,” ucapnya.

Oknum perangkat desa Lalangon diduga melakukan penghinaan kepada KH. A Warist Ilyas melalui cuitannya melalui akun TikTok pribadinya. Yang bersangkutan sudah minta maaf dan bahkan permintaan maaf itu juga langsung ke KH. Muhammad Ali Fikri, putera KH. A Warits Ilyas.


Ikuti kabar terkini melalui harianjatim.com.

(red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 336x280
Verified by MonsterInsights
Fashion & aksesoris anak. Man kan også udstille grønlandsk kunst og håndværk som en del af dekorationerne.